Minggu, 16 April 2017

Kasihan, 5 Hewan Ini dulu Selalu Menjadi Korban Kesadisan Bocah 90-an

Tags

Antara kreatif dan kasihan kalau hewan jadi maian

Kalau mengingat masa SD 90-an, pastinya sangat berbeda dengan generasi sekarang. Karena tidak ada gadget, kita mainnya di luar rumah. Bisa di sawah, lapangan sepak bola bahkan di kali-kali besar. Terutama di sawah, bisa nemu banyak hewan buat dijadikan mainan.


Ya, masa itu bisa dibilang jahil-jahilnya anak sekolah. Sudah tahu makhluk hidup, malah diperlakukan seperti mainan. Hasilnya muncul tren-tren yang menggunakan hewan sebagai pengusir kebosanan. Masalahnya, mereka diperlakukan secara tragis. Berikut adalah daftar hewan-hewan yang menjadi korban kekejaman anak SD era 90-an.

Nasib tragis anak ayam warna-warni yang luntur


Hewan yang satu ini jadi saksi kejam perbuatan bocah SD masa lalu. Karena tidak ada gadget seperti zaman sekarang, jadinya ya binatang jadi pelampiasan. Apalagi waktu itu banyak penjual anak ayam berwarna-warni. Sungguh malang nian nasib anak ayam, sudah warnanya tidak alami dikucel-kucel lagi sama bocah. Sebenarnya karena warnanya yang berbeda dan uniklah para bocah doyan mainan binatang ini. Kata penjualnya sih, warnanya tidak akan luntur. Tapi, pas kena hujan atau sudah dewasa, balik lagi jadi seperti ayam biasa. Jadilah anak ayam ini terbuang dan ditelantarkan. Sudah diambil dari induknya, jadi korban pewarnaan kejam, eh ujung-ujungnya dibuang sama bocah.

Keong yang harus mencium nafas “Naga”


Kalau keong beda lagi nasib pahitnya, lantaran ingin menunjukkan keong siapa yang paling cepat, mereka harus mencium nafas bau dari empunya. Ya namanya binatang penakut, kalau kena gertakan sedikit saja ya langsung sembunyi di cangkang. Eh sama bocah malah di kasih nafas tidak segar, dari pada menghirup bau mematikan mending keluar dari persembunyian. Istilahnya di-‘hah’-in dulu biar keluar. Dan begitulah siklus akan berlanjut bila si keong sembunyi lagi. Sungguh merana.

Semut yang dipaksa bertarung


Biasanya saat jam istirahat, ini yang bocah lakukan. Tinggal pilih semut jagoan terus ambil sungut di kepalanya. Langsung adu dengan semut anak lain. Alhasil jadinya kedua semut itu saling capit satu sama lain. Yang lebih miris lagi, pertandingan akan berakhir bila salah satu dari semut sudah tewas. Namanya sungut semut adalah alat komunikasi, kalau diambil ya seperti orang buta. Alhasil dia gigit semut lain yang ada di sekitarnya. Kalau yang ini bisa dibilang sadis karena bakal merenggut nyawa binatang.

Cupang yang di adu


Hewan yang satu ini memang dikenal sangat agresif, bahkan melihat bayangannya sendiri saja langsung menunjukkan posisi bertarung. Layaknya seorang promotor tinju, ikan cupang satu bakal di adu dengan cupang lainnya. Alhasil ikan cupang yang selalu memang bakal mendapatkan banyak tantangan dari para pemilik cupang yang lainnya. Tapi itu masih untung karena nasib cupang tidak seperti para semut yang harus tewas. Tapi tetap mereka harus merasakan bonyok akibat di adu dengan cupang lainnya.

Cari ikan terus malah disiksa


Sudah enak-enak ikan hidup di kali, eh malah ditangkap sama bocah. Mulai dari dikantongi wadah plastik, ikannya yang dikocok-kocok, sampai airnya dikasih batu bata biar warnanya merah. Ya jelas, tak berapa lama ikannya bakal mati. Tapi yang namanya senang ya keterusan. Entah sampai sekarang sudah berapa banyak jumlah korban ikan yang telah berjatuhan. Buat cari ikan saja, bahkan sampai rela seluruh badan dan pakaian kena lumpur sawah. Pulang-pulang, mak sudah di depan pintu bawah sapu siap memukul pantat kita.
Ya begitulah kekejaman bocah SD zaman dulu, namun mereka bisa dibilang kreatif. Justru karena tidak ada gadget, jadinya malah aktif main di luar rumah. Namun sayang pemandangan seperti itu bakal jarang sekali kita lihat lagi. Kita perlu bersyukur pernah melewatinya. Domino QQ