Senin, 25 Desember 2017

Misteri Eksekusi Mati di Malam Jumat

Tags


Waktu sudah hampir tengah malam, tapi suasana di depan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Purwokerto kala itu, masih riuh dipadati massa, mirip pasar malam. Masyarakat berdesak-desakan di seberang LP, terus memanjang di sisi-sisi jalan. Menjelang pukul 23.00 beberapa buah mobil minivan yang hampir seluruh kacanya ditutupi koran mendekat ke gerbang LP. Penjagaan ratusan aparat kepolisian pun makin merapat saat itu.Agen Bandar Q


Malam itu, Kamis 7 Agustus 2008 Rio Alex Bullo (30) terpidana mati kasus pembunuhan berantai mengembuskan napas terakhir di hadapan 12 anggota regu tembak yang mengeksekusinya di Dusun Cipendoh, Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.  Ia dinyatakan tewas pukul 00.10, Jumat dinihari.

Suasana malam itu rasanya bisa menggambarkan bahwa saat-saat terakhir seorang terpidana mati akan dieksekusi selalu menjadi hal menarik bagi publik. Mungkin dirahasiakannya waktu eksekusilah yang menyebabkan publik menjadi lebih penasaran.

Hal itu pula yang beberapa hari ini kembali terjadi. Bahkan mungkin dalam "bobot" yang lebih besar. Tanpa terasa, seluruh perhatian publik perlahan-lahan tersedot pada rencana eksekusi Imam Samudra, Amrozi dan Muklas.

Selain pernyataan dari pihak Kejaksaan Agung yang menyebut awal November sebagai waktu eksekusi ketiga teroris itu, suasana di LP Nusakambangan Cilacap dan sejumlah daerah terkait kasus ini, serta pengamanan di beberapa tempat menunjukkan tanda-tanda ke arah itu.

Tapi, seberapa pun jelasnya tanda-tanda persiapan eksekusi, publik tak akan pernah mengetahui secara pasti kapan eksekusi digelar. Jangankan publik, regu tembak, dokter dan paramedis yang terkait dengan sebuah eksekusi hanya diminta bersiap-siap dalam rentang waktu tertentu, tanpa tahu kapan harus mulai bekerja.

Hanya saja, terkait dengan eksekusi Amrozi dkk, --yang akan menjadi terpidana ke 11, 12, dan 13 yang dicabut nyawanya di depan regu tembak, sepanjang era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono--, ada "clue" yang rasanya patut juga diperhatikan.

Lihatlah. Eksekusi pertama di era SBY terjadi pada tiga terpidana mati kasus Poso, Fabianus Tibo (60), Dominggus da Silva (39), dan Marinus Riwu (48), Jumat 22 September 2006 pukul 00.00.  Persiapan eksekusi pun dilakukan sejak Kamis malam sebelumnya di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Palu, Sulawesi Tengah.

Kemudian, di bulan Juni 2008, hari Kamis tanggal 26 dua orang warga negara Nigeria, Samuel Iwachekwu Okoye dan Hansen Anthony Nwaolisa yang terlibat kasus narkoba, dieksekusi mati di LP Nusakambangan. Eksekusi ini pun bersamaan dengan hari Anti-Madat Internasional.

Setelah itu, Ahmad Suradji alias Dukun --terpidana mati dalam kasus pembunuhan 42 wanita pada tahun 1984-1994--, dieksekusi oleh tim penembak dari Satuan Brimob Polda Sumut sekitar 22.00 WIB, Kamis, 10 Juli 2008 di sebuah lapangan tembak yang terdapat Kota Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.

Lalu, Tubagus Yusuf Maulana alias Usep (37) yang dijatuhi hukuman mati oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Rangkasbitung, Lebak, Banten untuk kasus pembunuhan berencana menjadi "korban" berikutnya. Ia dieksekusi mati pada Jumat, 18 Juli 2008 sekitar pukul 22.30. Eksekusi dilakukan di sebuah hutan di daerah Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten.

Selang sehari, eksekusi mati dilakukan atas dua terpidana mati, Sumiarsih dan Sugeng yang membunuh keluarga Letkol Marinir Agus Purwanto di kompleks lokalisasi Dolly pada tahun 1988 atau 20 tahun lalu. Mereka dieksekusi pada hari Sabtu, 19 Juli 2008 pukul 00.20.

Nah terakhir, pada 7 Agustus 2008 hari Kamis, seperti yang sudah diungkapkan di atas,  Rio Alex Bullo menemui ajalnya di depan 12 anggota regu tembak di Purwokerto, Jawa Tengah. Eksekusi terhadap pembunuh sadis ini dilaksanakan tepat pukul 00.00, dan 15 menit kemudian Rio dinyatakan tewas.

Perhatikan! Dari 10 eksekusi yang sudah terjadi itu, hanya Sumiarsih dan Sugeng yang eksekusinya tidak dilaksanakan di malam Jumat atau Jumat dinihari. Kabarnya, eksekusi kedua terpidana mati ini tertunda satu hari dari rencana awal Kamis malam Jumat, karena suasana yang terlalu ramai di LP Medaeng, Sidoarjo terlalu ramai dengan pekerja media.Domino 99

Entah kabar itu benar atau tidak, tapi yang pasti, hampir seluruh eksekusi mati dilakukan pada malam Jumat. Apakah hal itu pula yang akan terjadi pada Imam Samudra, Amrozi dan Muklas? Kita tunggu tanggal 6 atau 7 November mendatang, atau mungkinkah lebih cepat?