Kamis, 09 Februari 2017

Black Dahlia, Kasus Pembunuhan Berumur 70 Tahun yang Hingga Kini Belum Terpecahkan

Tags


Seorang wanita bernama Elizabeth Short yang punya nama panggilan the Black Dahlia, dibunuh secara keji di Los Angeles pada tahun 1947. Tubuhnya terbelah dua dan beberapa bagiannya bahkan ada yang dimutilasi. Yang membuat kisah ini begitu melegenda adalah, sampai saat ini pelaku pembunuhan tak pernah ditemukan. Dan hingga kini, kasus ini menjadi kasus paling lama yang belum bisa dipecahkan oleh kepolisian Los Angeles.


Elizabeth Short adalah seorang wanita yang mencoba meniti karier sebagai seorang aktris. Selama beberapa tahun ia habiskan waktunya dengan berpindah tempat di wilayah L.A. Hasratnya yang menggebu-gebu untuk menjadi orang besar, menjadikannya sedikit berbeda ketimbang wanita lain pada zamannya. Layaknya wanita cantik yang hidup sebelum dan sesudah dirinya, ia datang ke Hollywood dengan harapan dapat mengukir tinta emas di dunia perfilman.
Ada yang bilang bahwa nama “Black Dahlia” memang sudah tersemat padanya lantaran rambutnya serta pakaian yang biasa ia kenakan yang serba berwarna hitam. Beberapa orang lainnya menuturkan bahwa nama “Black Dahlia” adalah nama yang diberikan oleh jurnalis tepat setelah ia ditemukan tewas demi mengeruk sensasi dan publisitas kematiannya.

Penemuan mayat yang menggemparkan

Seorang saksi mata terakhir kali melihatnya pada tanggal 9 Januari 1947, dan dalam keadaan masih hidup tentunya. Saat itu ia berada di hotel Biltmore di pusat kota Los Angeles. Sejak saat itu, tak ada lagi yang mengetahui batang hidungnya.
Enam hari kemudian, tepatnya tanggal 15 Januari 1947, seorang pejalan kaki bernama Betty Bersinger menemukan dirinya dalam keadaan tak berbusana dan tak bernyawa di dekat semak-semak di tanah kosong di jalan Norton 39. Tubuhnya dicincang dua dan terdapat berbagai luka memar dan sayatan di sekujur tubuhnya.
Elizabeth ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan posisi telentang, lengannya diletakkan di tepat di atas kepalanya dan tungkainya terbuka lebar. Selain itu mulutnya juga disayat hingga mencapai kedua telinganya sehingga ia tampat tersenyum lebar dan seolah-olah ia sedang menjalani sesi pemotretan ketika ajal menjemputnya.
Ada juga bekas jeratan tali di pergelangan tangan, lutut, serta lehernya yang mengindikasikan bahwa ia telah disekap dan disiksa selama beberapa hari lamanya. Dari hasil olah investigasi, polisi menyatakan bahwa Elizabeth dibunuh di tempat lain lalu dibuang ke tempat ini. Hal itu disimpulkan dari tidak adanya darah yang tampak di tubuhnya. Kemungkinan tersangka membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke sini.

Siapa pelaku pembunuhan keji ini?

Selama masa investigasi, entah kenapa ada puluhan orang terdiri dari pria dan wanita yang tiba-tiba mengaku menjadi dalang pembunuhan biadab tersebut. Polisi yang mencurigai aksi ini sebagai upaya mencari sensasi kemudian menyelidiki mereka satu per satu. Dan benar, bahwa ternyata tak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa mereka memang pelakunya.
Belum selesai dengan kerumitan kasus ini, polisi kemudian dikagetkan oleh pengiriman paket misterius yang besar kemungkinan berasal dari pelaku yang sebenarnya. Dalam paket tersebuh terdapat secarik kertas yang merupakan kumpulan dari guntingan surat kabar. Gambarnya bisa kamu lihat seperti di atas.
Beruntung, atau sialnya, tak ada barang-barang mencurigakan yang ditemukan dalam kotak tersebut. Hanya ada beberapa kartu dan barang pribadi milik Elizabeth seperti kartu jaminan sosial, akte kelahiran, foto korban bersama rekan-rekannya. Sehingga polisi tak dapat petunjuk lain yang dapat meringankan pekerjaan mereka.

Menjadi kasus yang tak pernah terungkap

Kompleksitas kasus ini membuat polisi mengambil keputusan untuk mewawancarai semua orang yang mengenali Elizabeth Short. Jumlahnya membludak hingga mencapai ribuan. Berdasarkan kondisi mayat, polisi menyimpulkan dua hal. Pertama, pelaku adalah kenalan Elizabeth. Sehingga motif utamanya kemungkinan adalah dendam. Orang-orang yang dekat dengannya seperti Mark Hansen yang merupakan pemilik klub malam yang telah memberinya pekerjaan juga ikut diperiksa. Namun, hasilnya nihil.
Kedua, pelaku merupakan pembunuh berantai. Teori ini menjadi yang paling mungkin terjadi menurut pihak kepolisian. Mengingat pada saat itu kasus pembunuhan berantai memang lazim ditemukan.
Dalam beberapa tahun terakhir ada seorang pria yang bernama Steve Hodel yang mengaku kalau ayahnya yang telah meninggal, seorang dokter bernama George Hodel, adalah pembunuhnya. Ternyata, dokter tersebut memang masuk ke dalam daftar awal 22 tersangka yang paling dicurigai. Dalam daftar tersebut juga terdapat nama pemilik hunian yang disewa Beth dan pacarnya yang pencemburu.
Meski demikian, tak peduli sudah berapa banyak teori, buku, hingga film dokumenter yang mengangkat kisah ini, kasus Black Dahlia hingga kini masih belum dapat dipecahkan. Tak peduli pula berapa banyak polisi dan para ahli yang terlibat untuk mecahkan kasus ini, tak satu pun yang berhasil menemukan pelakunya.