Minggu, 26 November 2017

Menguak Cerita Misteri Penampakan Hantu Pasar Setan Keramat Di Makam Ranjang Gumantung

Tags


Cerita Misteri Penampakan Hantu Pasar Malam Setan Lelembut Siluman Di Tempat Keramat Makam Ranjang Gumantung

BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

Menguak Misteri Penampakan Suara Mistis Keramat.Sepintas Makam Ranjang Gumantung, hanya berujud makam pada umumnya,namun tidak ada yang istimewa, namun bagi pelaku ritual di makam-makam keramat, area kuburan itu bak pasar malamnya berbagai jenis lelembut Tempat berkumpulnya jin, setan, gandoruwo, kuntilanak, wewe sampai tuyul pada malam-malam tertentu Bahkan makam ini sering menyesatkan orang yang berfikiran kalut. Bagaimana kisah mistis yang menyeramkan itu?  Situs Judi Online

Misteri Memang, menurut rangkaian katanya ranjang gumantung itu berarti tempat tidur yang berayun, tetapi yang dimaksud dari nama Makam Ranjang Gumantung disini adalah tempat tidur panjang (kematian) yang lokasinya berada di atas gundukan tanah (semacam bukit) yang di bawahnya mengalir sungai keramat. Sehingga jika dipandang dari kejauhan bak sebongkah tanah yang menggantung di atas sungai. Keberadaan Makam Ranjang Gumantung ini di wilayah Kalurahan Jayantakan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah yang jauh dengan pemukiman penduduk.

Kondisi Mistis makam keramat itu nampak seperti tak terurus, di sana hanya terdiri dan belasan nisan saja yang kanan kirinya tumbuh pepohonan liar, pohon kamboja, preh, beringin, gayam dan pepohonan besar lainnya yang tak mungkin disebutkan satu persatu di sini. Sementara di bawah pepohonan besar tersebut, juga tumbuh berbagai jenis rerumputan, seperti rumput gajah, ilalang, rumput teki, krokot yang menjuntai merata hampir di setiap sudut gundukan tanah kuburan itu. Area makam itu juga tanpa juru kunci, sehingga tak mengherankan jika komplek makam ini terkesan angker dan menyeramkan.

Dengan begitu orang pun harus berfikir seribu kali untuk memasuki makam tersebut, karuan saja kalau hanya orang-orang tertentu saja berani menjejakkan kakinya memasuki area makam itu. Ungkapan ini tidak berlebihan, apalagi komplek Makam Ranjang Gumantung ini sering menyesatkan orang. Contohnya, seperti yang dituturkan Hernadi, warga setempat yang sering memergoki dan menolong orang yang tersesat di dalam Makam Ranjang Gumantung ini. Dikisahkan, pada suatu malam tertentu, dia beberapa kali harus membantu kepada orang yang minta tolong.

Biasanya Cerita misteri tentang orang yang tesesat di sini, katanya, terjadi pada tengah malam atau menjelang fajar menyingsing. Menurut pengakuan orang yang terjerumus di tengah keramat  Makam Ranjang Gumantung itu, ungkap Hernadi, paling sering diawali karena mereka mendengarkan alunan suara musik dari kejauhan. Namun ketika suara alunan musik yang terdengar riuh, layaknya alunan musik di tengah keramaian pesta perhelatan, sehingga seolah mampu membius orang yang mendengarnya menjadi penasaran dan tertarik untuk melihat dan mendekatnya.

Cerita Misteri Mistis Penampakan Suara Lelembut Yang Menyesatkan Di Pasar Setan

Namun semakin alunan musik itu diperhatikan dan diikuti keberadaannya, seolah seperti berpindah-pindah, kendati suaranya semakin jelas. Tentu saja situasi ini membuat orang semakin penasaran, sehingga nafsu untuk menyaksikan sebuah pertunjukan musik tersebut semakin besar. Tetapi ketika alunan musik yang semula terdengar di arah selatan dan mencoba untuk dihampiri, di tengah perjalanan seperti berpindah di arah barat, lalu berpindah ke arah utara dan seterusnya. “Jadi keramaian yang didengar sudah berpindah ke arah lain dan ketika orang tadi berbalik meuju ke arah sumber suara, alunan musik itu sudah berpindah ke arah semula,” cerita Hernadi lagi.

Orang yang merasa penasaran ini baru akan sadar setelah dia berada di tengah area Makam Ranjang Gumantung dengan keadaaan sendirian dan kondisi sepi. Karuan saja orang ini menjadi ketakutan, bulu kuduknya bergidik, selanjutnya berteriak-teriak minta tolong. Kejadian seperti itu, lanjut Hernadi, tidak hanya sekali dua kali saja, tetapi mungkin sudah belasan kali, bahkan Hernadi sendiri juga pernah mengalaminya sendiri. “Ketika itu, saya sedang jagongan (nonkrong bertamu) di rumah teman di Kampung Punggawan, akhirnya saya juga terkungkung di tengah makam itu,” ujarnya

Dan peristiwa cerita mistis misteri seram yang menyesatkan itu terjadi berulangkali, maka warga Kampung Jayatakan itu sudah tidak akan tergoda lagi dengan tabiat lelembut penghuni Makam Ranjang Gumatung yang terletak di sudut kampungnya tersebut, meski sesekali warga juga masih mendengar alunan musik berirama dangdut atau campursari yang berasal dari makam ini, pada malam-malam tertentu sekitar pukul 21.00 WIB sampai tengah malam.Tetapi bagi warga kampung lain lagi-lagi sering tergoda dan tersesat di area angker komplek makam ini.

Makam Ranjang Gumantung merupakan mati, artinya, tidak digunakan lagi untuk mayat baru, saat ada salah satu yang meninggal dunia di kampung tersebut.Malah Makam Ranjang Gumantung ini juga masih menjadi misteri yang belum terungkap sampai sekarang ini, kapan makam ini mulai berdiri, siapa saja jasad yang dimakamkan di sana, juga tidak ada penjelasan yang pasti. Ibarat hutan komplek Makam Ranjang Gumantung masih sangat perawan dan sungguh menantang. Dari sanalah,banyak spiritual tertarik untuk menyingkap tabir di balik makam tersebut. Domino99 Online

Akhirnya Marijan mencoba melakukan petualangan supranatural bersama dengan Maseko Putih, salah satu spiritual kondang yang tinggal di Pondongan, Banaran, Surakarta. Awalnya, ketika Marijan bersama Maseko berjalan menuju Komplek Makam Ranjang Gumantung itu, sepanjang perjalanan Maseko selalu bungkam seribu bahasa menanggapi pertanyaan yang diajukan Marijan senja itu. “Saya baru akan menjawab pertanyaan yang anda lontarkan, setelah kita sampai di makam, itu saja bukan saya yang akan menjawab, melainkan makhluk halus yang meminjam raga saya,” jelasnya

Begitu kami mulai memasuki gerbang Makam Ranjang Gumantung, disambut dengan suara burung hantu yang bersumber dari dahan pohon Gayam. Maseko kemudian duduk bersila di selasela sambil memejamkan mata, sambil membacakan suatu rapal yang tak jelas terdengar oleh Marijan. Tiba-tiba saja Maseko rnengucapkan kata-kata berbahasa Jawa halus. “Kula ingkang sowan (saya yang datang menghadap)....” Ucap Maseko pelan. Kepada siapa maseko berbicara Marijan juga tidak tahu, sebab di makam itu tidak ada orang lain selain mereka berdua.

Sejenak berikutnya, Maseko lantas membuka bungkusan kembang setaman, pisang raja yang dibungkus daun pisang segar yang tadi dibawanya. Selanjutnya Maseko mengangguk-anggukan kepalanya, sebagai isyarat agar Marijan mengawali mengajukan pertanyaan. Ketika ditanya siapa yang berada di hadapan ini ? Maseko mulai membuka mulut, sambil berucap kalau roh yang ada di raga Maseko adalah Ki Suro, salah satu tamtama (tentara/kepala prajurit) Kraton Surakarta Hadiningrat.

“Kamu jangan membaca ayat suci apapun, jika kamu mau meneruskan tujuanmu,” cegah suara dari bibir Maseko.

Cerita Mistis Misteri Hantu Seram Nyata Di Pasar Malam Setan Siluman Dedemit Keramat Makam Ranjang Gumantung


Keramat Makam Ranjang Gumantung ini, Iazimnya suasana keramaian pasar malam di Solo yang banyak dijajakan berbagai jenis dagangan. Mulai dari dagangan yang sepele, sampai benda-benda bertuah yang berharga mahal diperdagangkan di sini. Di sana merupakan terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh berbagai jenis makhluk halus yang bernama jin, setan, gandoruwo, kuntilanak, wewe sampai tuyul dan berbagai macam lelembut lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu di sini. “Mereka melakukan transaksi juga beli dengan cara barter barang,” lanjut Maseko

Cara barter itu, terangnya, dengan cara barter yang umumnya dengan alat pembayaran berupa emas lantakan, perak dan kuningsari (tembaga). Mengapa di sini sering terdengar suara music dangdut atau campur sari yang seolah-olah ada suatu keramaian? Ya suara keramaian itu pasti akan terdengar pada malam Jum’at kliwon, Selasa Kliwon dan ium’at legi. Bahkan kalau pada bulan sura, keramaian makhluk halus atau lelembut itu digelar setiap malam sepanjang bulan.

“Dalam keramaian ini, sebetulnya bangsa kami sedang melakukan pertemuan, sekaligus bersenang-senang, jawab Maseko.

Penampakan hantu Dari mana saja lelembut itu datang? Dari Hutan Krendawahana, Gunung Lawu, Gunung Merapi, makam Pengadeg (makam raja-raja Pura Mangkunegaran), makam Imogiri (makam raja-raja trah dinasti Mataram), laut selatan dan masih ada lagi makhluk halus yang datang dari daerah lain di sempanjang Pulau Jawa. Suasana keramaian di sini, katanya, suasana pasar malam mini mirip suasana keramaian di Pasar Malam yang dilakukan manusia di dunia. Ramai sekali, di sana-sini ada kilau terang bendengar dan sinar lampu yang diletakkan di tempat tertentu.

Di malam itu juga disajikan ubarampe sesaji, mulai dari kembang setaman, kemenyan, dupa dan candu, serta wewangian khas yang disajikan buat berbagai jenis lelembut. Banyak juga mereka yang datang berpasang-pasangan, entah mereka sedang pacaran atau sudah menjadi pasutri (pasangan suami istri), bahkan juga ada anak kecil segala. Di sana ada 3 jenis candu yang dijual belikan, yaitu jenis candu kuning, putih dan hitam. “Candu kuning biasa dikonsumsi oleh jin atau khodam yang punya jabatan,” tuturnya.

jenis candu putih untuk bangsa lelembut kelas menengah dan candu hitam dipergunakan untuk makhluk halus kelas bawah. Alat pembayaran yang digunakan untuk membeli candu, berupa uang recehan gaib berbentuk kepingan emas, berlian dan kepingan kuningsari (tembaga). Dikeramaian lelem but itu, juga kadang terjadi keributan antar mereka, dengan sebab yang berlainan, seperti gara-gara senggolan waktu berjoget diiringi alunan musik dangdut atau campursari, Ada juga yang disebabkan cemburu, karena pasangannya digoda makhluk halus lain.

Dalam keramat Makam Rajang Gumantung ini juga masih banyak tersimpan jenis wesi aji atau pusaka, juga perhiasan atau barang-barang berharga Iainnya. Pusaka itu ada yang berbentuk keris, tombak, cundrik, batu akik, bokor, permata, dsb. Jadi, Iumrah kalau orang sering mendapatkan barang-barang bertuah di sekitar Makam Ranjang Gumantung ini. Untuk membedakan jika pusaka atau barang bertuah itu aura baik atau buruk bagi yang menemukannya, dengan cara mengukur diawali dengan jari tangan kanan dan ibu jari tangan kiri.

Mengukurnya dari atas, dimulai dari bates pesi (gagang keris dengan hitungan berurutan jogan (Iantai), latar (halaman), gedong (rumah mewah) dan pawuhan (sampah) sampai pada ujung pusaka (keris/tumbak, cundrik). Jika penemu wesi aji hitungannya jatuh pada jogan, maka orang yang menemukan pusaka itu bisa menjadi tumbal, sehingga jiwanya terancam. Ketika hitungannya jatuh Dada latar, penemu ini kehidupannya akan kering, jauh dari rejeki. “Jadi kalau ada orang yang menemukan pusaka dengan hitungan tersebut, sebaikannya dibuang, dilarung atau dikembalikan saja,” terangnya BANDAR POKER ONLINE

Tapi jika ada penemu pusaka di sana dan dihitung jatuh pada gedong, maka akan mendapatkan kemuliaan, perlindungan dan berlimpah rejeki. Kalau hitungan pusaka itu jatuh pada pawuhan, pemiliknya akan nyaman dalam menjalani kehidupannya, Artinya, banyak teman, bisa menjadi orang terhormat, pemimpin. “Karena pawuhan itu ibarat tempat yang mampu menampung segala macam kebaikan maupun keburukan. Sehingga bisa diterima dari berbagai kalangan dalam status sosial maupun status ekonomi yang berlainan,” tuturnya.

Sebenarnya masih banyak yang ingin tanyakan kepada roh Ki sura yang merasuk dalam raga Maseko, tetapi berhubung tiba-tiba saja tubuh Maseko tampak gemetar, bersimbah keringat, Hal itu sempat membuat takut, apalagi malam sudah menjelang tua, tidak mampu yang bisa Marijan perbuat, kecuali hanya terpaku, terdiam menunggu kesadaran Maseko pulih seperti sediakala. Atas kondisi dan situasi seperti itu, karuan saja mau tidak mau jika harus maklum, menerima penjelasan sampai di situ saja.

" itulah cerita mistis misteri menguak penampakan hantu di pasar malam setan di keramat makam ranjang gumantung


BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

SUMBER : http://www.expobia.id/2017/03/menguak-cerita-misteri-penampakan-hantu-pasar-setan-keramat-makam-ritual.html