Kamis, 19 Oktober 2017

Cerita Mistis Dendam Kuntilanak Pembunuhan Sopir Taksi

Tags


Pembalasan Dendam Kuntilanak Korban Pembunuhan Supir Taksi

BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

Misteri Nyata Tengah Malam akan berbagi kisah pengalaman Teror Arwah Korban Pembunuhan.expobia.id akan selalu update setiap harinya berbagai kisah misteri,cerita mistis,cerita hantu,cerita horor.  Situs Judi Online

Kisah Nyata Mistis Misteri Penampakkan Kuntilanak

“Untuk apa kamu kerja sampai larut malam begitu? Apa kamu nggak pernah baca di koran-koran? Saat ini begal sedang merajalela! Pulang malam-malam, besoknya ditemukan sudah di kali. Ngambang. Jadi mayat! Begitulah ibu saya kalau ngomong setiap saya pulang malam. Astaghfirullahalazim deh. Padahal saya kan kerja banting tulang semua demi keluarga, untuk adik, untuk ibu juga.”

Penumpang Badri berceloteh di belakang sana. Badri sesekali meliriknya dari spion tengah.la turunkan sedikit spion itu agar matanya bisa langsung menatap mata gadis itu. Mata cokelatnya terlihat terbelalak.Gadis itu melanjutkan obrolannya ke sebuah kisah beberapa tahun silam.Kisah pembunuhan seorang wanita di dalam taksi.
“Sekitar setahun yang lalu ada perempuan yang tewas terbunuh di sekitar sini, Bang...,” katanya sambil melihat ke luar jendela.

Badri mengangguk-angguk. Sesekali ia sempatkan untuk mendelik dan bertanya tentang kejadian pembunuhan tragis itu. Menurutnya pembunuhan kala itu dilakukan oleh sopir taksi dan komplotannya.Badri tersenyum saja sambil kembali mengangguk.
Ya, tepat sekali, pembunuhan kala itu memang dilakukan oleh seorang sopir taksi.Dan Si sopir taksi itu adalah Badri.

Wuuuusss... taksi yang dikemudikan Badri melaju kencang membelah jalanan. Rintik gerimis malam ini membuat perasaannya menjadi sedikit melankolis. Titik-titik hujan di kaca depan mobil sengaja tak ia sapu dengan wiper. Badri membiarkan saja air hujan itu menetes di sana dan membentuk titik-titik yang lebih besar lagi.

Suara penumpangnya jadi terdengar sayup-sayup dari belakang sana. Ia masih menceritakan kisah pembunuhan malam itu. Kisahnya sudah sampai ketika si penumpang wanita mulai merasa ketakutan karena tiba-tiba dari arah belakang taksi masuk dua orang laki-laki berjaket hitam dengan penutup wajah. Wanita itu langsung menjerit histeris. Ia sadar sekali bahwa nyawanya tengah terancam.

“Dan yang lebib anehnya lagi, Si sopir taksi malah diam saja di depannya. Padahal cewek itu sudah minta tolong sama dia. Eh, bukannya menolong, malah makin ngebut. Jelas saja cewek itu makin panik dan histeris nggak karuan. Mau keluar takut kelempar dari mobil, tapi di dalam dia terus didesak sama dua laki-laki itu. Malang banget deh nasibnya...”

“Yah... itu namanya sudah nasib, Mbak,” komentar Badri singkat.
“Nasib sih nasib, tapi harusnya cukup diambil harta bendanya saja.Dia juga kan masih kepengen hidup!” bela wanita itu.
Badri melirik wanita itu dari spion tengah.Mata mereka langsung bertemu. Wanita itu memandang Badri dengan tatapan dingin.

“Kenapa, Mbak? Kok memandang saya begitu banget?”
Wanita itu menggeleng, lalu beringsut ke dekat jendela kiri.Sambil memandang hujan wanita itu lalu kembali mengisahkan pembunuhan tragis itu.

“Bapak tahu bagaimana perasaan wanita itu? Wanita yang disiksa sebelum tewas mengenaskan... Kasihan... dia merintih... kesakitan...”Gadis itu kembali bercerita.

Seperti dibimbing, Badri jadi membayangkan kembali kejadian kelam malam itu.Tak lama setelah dua laki-laki masuk ke dalam taksinya mereka langsung menodongkan senjata ke arah gadis berambut coklat itu.Tangan salah satu dari mereka mulai jahil mencubit pipi gadis cantik itu.

“Aaarrhh... tolong, Bang... ampun! Ambil saja semua perhiasan dan uang milik saya, tapi tolong jangan bunuh saya. Saya mohon, Bang kata wanita malang itu ketika salah satu lelaki itu mengalungkan celurit di lehernya.
“Jangan lakukan, Darpo...!!” kata Badri.

Badri memang bagian dari komplotan hitam itu, namun ia tidak mau terjadi pertumpahan darah di taksinya. Badri hanya mau uang dan harta benda wanita itu, sekali lagi, harta dan benda.Bukan darahnya, apalagi nyawanya.Badri butuh pembagian jatah untuk biaya berobat anaknya.Badri tidak butuh nyawa wanita itu.
 “Aaaaaaarrrggg! !“

Tenlambat. Tak ama kemudian ia mendengar teriakan terakhir dan wanita cantik berpenampilan sexy itu. Darpo sudah menarik celuritnya yang berkilat tajam dan menggores kulit mulus leher si wanita. Ketika Badri menoleh, darah segar sudah merembes ke kerah dan semakin ke bawah, melumuri baju putih wanita itu. Kepalang tanggung, Ia melihat tangan kokoh Darpo menyudahi semuanya.Kepala Badri Iangsung terasa berat.

“Tubuh wanita itu lalu dihabisi.Harta bendanya dipreteli... dan tubuhnya dibuang ke kali.Tapi hingga kini jenazahnya masih di sana, sudah menjadi tulang-belulang yang terpisah-pisah,” kata wanita di belakang Badri mengakhiri kisahnya.
Ckiiiiiiittttt!!”

Badri menginjak rem mendadak, sebab di depan seekor kucing hitam menyebrang dengan anggunnya. Sialan!
“Maaf mbak, ada kucing lewat tiba-tiba...” kata Badri memberi penjelasan.Badri pun kembali menjalankan mobil.

Hingga beberapa menit berlalu penumpang Badri yang tadi ceriwis itu tidak juga berkomentar.Aneh.Badri pun kembali melihatnya melalui spion tengah.Spion itu mengarah ke tengah bangku. wanita itu tidak ada di sana. Badri menggeser spion ke kiri dan ke kanan.Wanita itu tidak juga terlihat.Astaga... ke mana wanita itu?!

Badri segera menengok ke belakang dan... Astaghfirullah... kosong.Tidak ada siapa pun di bangku belakang.
“Mbak  Mbak...!!” kata Badri sambil terus melihat ke seluruh sudut.Aneh sekali. Kemana perginya wanita itu?
“Mbaaak...!!
Tidak ada jawabanapa pun.
 Kisah nyata misteri cerita mistis di teror kuntilanak

Glek! Tiba-tiba Badri menyadari satu hal. wanita yang sejak tadi bercerita tentang kasus pembunuhan itu mengapa bisa tahu secara rinci semua hal yang terjadi pada malam pembunuhan itu.Ia tahu di mana wanita malang itu menyetop taksi. lajuga tahu bagaimana proses pembunuhan malam itu, bahkan..: bahkan ia tahu di mana Badri dan komplotannya membuang jenazah korban.
Tiba-tiba hidung Badri menangkap aroma anyir darah bercampur bunga melati Badri menelan ludah. Jangan-jangan. wanita tadi... BANDAR POKER ONLINE

WUUUSSSSS... Badri memacu mobilnya dengan kencang. Pandangan lelaki berkulit sawo matang itu lurus ke depan hingga sekelebat ia melihat sesosok wajah penempuan seperti menempel di jendela kanannya.Badri melirik sedikit.Benar saja.Ada sesosok wajah yang tengah memandangnya dengan tatapan dingin.Di bagian bawahnya tampak kelebatan kain putih melambai tertiup angin.Wanita itu seperti berlari menyamai kencangnya laju taksi Badri.
“Aaaaaaaaaarrrrrghhhhh...

Badri mengingak gas,sekencang mungkin. Namun semakin ia menarik gas, semakin cepat pula juga wanita itu berlari. Entah berlari entah terbang.Wanita itu lalu tersenyum, mendekatkan wajahnya ke jendela dan astaga... wajah pucatnya seperti menembus kaca jendela.
“Aaaaaaaaa
Duuuggg!! Braaakkk!!

Tengah malam itu mobilnya menabrak pembatas jalan. Beruntung tidak ada seorang pun di sana. Badri mengangkat sedikit wajahnya. Ada darah menetes dari dahinya.YaTuhan..mungkin itulah hukuman bagi manusia jahat sepertinya dirinya.

“Bang...?”
Telinga Badri menangkap suara wanita dari bangku belakang.Tubuhnya sedikit gemetar ketika mengangkat wajah dan menengok ke belakang.

Cerita mistis misteri Kuntilanak menuntut balas

Di sana duduk dengan tenang seorang wanita muda. Wajah dan tubuhnya serupa sekali dengan wanita yang tewas setahun lalu. Pakaiannya penuh darah segar, wajahnya pun hancur sebagian. Dan yang tidak bisa Badri lupa adalah sayatan lebar pada leher yang menganga seadanya.

Tak kuat menahan cengkeraman ketakutan membuat Badri keluar dari taksinya dan melangkah gontai meninggalkan tempat itu. Namun tanpa ia sadari wanita di dalam taksi itu juga keluar melalui jendela, melesat, melayang sambil mengikik dengan suara yang mendirikan bulu roma.
“Ingat Badri, kematianmu pasti datang! Cepat atau lambat kamu dan komplotanmu akan binasa ditanganku, hill... hill... hill... hiiiii !!“


BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

SUMBER : http://www.expobia.id/2017/02/cerita-mistis-dendam-kuntilanak.html