TEMPO.CO, Sydney - Misteri Segitiga Bermuda telah menjadi perbincangan serius selama lebih dari 1 abad lamanya. Berbagai teori muncul terkait dengan hilangnya ribuan nyawa, ratusan kapal dan puluhan pesawat di perairan itu. Seorang ilmuwan Australia baru-baru ini menepis adanya misteri di Segitiga Bermuda. Agen Bandar Q
Misteri di Segitiga Bermuda dikaitkan dengan hal-hal mistis seperti adanya hantu budak Afrika yang dibuang di perairan itu serta serangan alien.
Sedangkan teori ilmiah menyebutkan tentang adanya gelembung gas metana di dasar laut serta bom awan atau awan heksagonao.
Beberapa penjelasan paling terkenal untuk penghilangan tersebut meliputi cuaca ekstrem dan kabut elektronik, fenomena meteorologi yang menempel ke pesawat terbang atau kapal laut dan menyebabkan kerusakan peralatan.
Namun ilmuwan asal Australia, Dr Karl Kruszelnicki berkata lain. Menurutnya tidak ada misteri yang harus dipecahkan karena insiden tersebut kemungkinan disebabkan oleh kesalahan manusia. Di wilayah tersebut merupakan jalur lalu lintas ribuan kapal sehingga segala kemungkinan bisa saja terjadi.
"Menurut lembaga asuransi Lloyd of London dan penjaga pantai Amerika Serikat, jumlah pesawat yang hilang di Segitiga Bermuda sama dengan di manapun di dunia secara persentase," kata Dr Kruszelnicki, seperti yang dilansir News.com.au.
Menurut Kruszelnicki jalur Segitiga Bermuda adalah jalur laut utama yang paling ramai menuju ke negara kaya raya Amerika Serikat, benua Eropa dan Karibia. Selain menambahkan bahwa konsisi angin yang sangat kencang menyebabkan badai yang terjadi terus menerus, sehingga jika ada pesawat atau kapal yang tenggelam akan membuatnya sulit ditemukan.
Sehingga menurutnya kesalahan manusia mengakibatkan kecelakaan bisa saja terjadi mengingat ramainya jalur Segitiga Bermuda.
Teorinya diperkuat dengan fakta yang mengungkapkan bahwa misteri hilangnya kapal maupun pesawat dimulai pada awal abad 20. Saat itu era industri dan perdagangan lintas benua sedang gencar-gencarnya.
Pada tahun 1918, kapal Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Cyclops hilang di perairan Segitiga Bermuda yang luasnya lebih dari 700.000 km persegi. Kapal yang datang untuk mencari USS Cyclops juga turut hilang. Lalu beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1941 dua kapal pesiar juga hilang di rute yang sama.
Pada 5 Desember 1945, beberapa pesawat tempur milik Amerika Serikat yang tengah latihan juga dilaporkan hilang tanpa jejak. Hal tersebut akhirnya menimbulkan spekulasi bahwa makhluk asing luar angkasa atau alien yang menyerangnya.
Tetapi Kruszelnicki punya jawaban yang lebih masuk akal, ia mengatakan bahwa ada sebuah penjelasan sederhana.
Ia mengatakan bahwa para pilot saat itu adalah pilot muda yang tidak berpengalaman dan sedang dalam misi pelatihan. Fakta lain bahwa pemimpin latihan itu adalah soerang letnan pemabuk yang menerbangkan pesawat di tengah cuaca buruk.
"Mereka lenyap tanpa jejak lalu pesawat lain yang dikirim juga lenyap. Tapi ada satu orang yang berpengalaman, yang lainnya tidak berpengalaman. Cuaca tidak cerah, ombaknya 15 meter saat itu," katanya.
Kruszelnicki mengatakan bahwa pemimpin penerbangan Letnan Charles Taylor diperintahkan untuk pergi ke barat tapi malah memilih untuk terus terbang ke timur.
"Jika Anda membaca transkrip radio, beberapa pilot junior berkata, 'Mengapa kita tidak terbang ke barat?', Dan pilot tersebut berkata, 'Mengapa kita tidak terbang ke timur?'" Katanya, menyarankan Letnan Taylor bertanggung jawab atas nasib perjalanan pesawat itu.
"(Letnan Taylor) terbang dengan mabuk, terbang tanpa jam tangan, dan di masa lalu pernah dua kali dilaporkan terbang salah arah dan tersesat. Pesawat yang pergi untuk menyelamatkannya kemudian hilang terlihat meledak. Itu tidak lenyap tanpa jejak."
Banyak ilmuwan, seperti Kruszelnicki, berpendapat bahwa Segitiga Bermuda tidak lebih atau kurang berbahaya daripada laut terbuka atau wilayah udara lainnya di dunia. Kisah-kisah mistis yang diutarakan ke publik selama ini tidak lebih hanya untuk membuatnya lebih menarik sehingga faktanya terlupakan.
Kejadian terbaru terkait hilangnya pesawat di segitiga yang menghubungkan Florida ke Puerto Riko dan pulau Bermuda di Samudra Atlantik Utara, adalah pesawat twin-prop MU-2B yang membawa 4 orang, termasuk seorang ibu dan kedua anaknya. Jennifer Blumin, kedua putranya yang berusia 3 dan 4 tahun dan pacar pilotnya Nathan Ulrich, baru saja menghabiskan Hari Ibu di Puerto Riko dan terbang ke Florida.
Mereka menghilang dari radar sekitar 59 km timur dari pulau Eleuthera di Bahama. Jejak pesawat serta jenazahnya tidak kunjung ditemukan. Mereka menjadi korban terbaru Segitiga Bermuda. Domino 99