Rabu, 04 April 2018

Telepon Misterius Modus Penipuan

Tags


JAKARTA - Beberapa hari belakangan masyarakat di Tanah Air dihebohkan dengan ada telepon misterius. Telepon menimbulkan tanda tanya karena sebatas missed call dan berasal dari saluran internasional.  Situs Judi Online

Nomor kontak misterius diketahui menggunakan kode +242 yang diidentifikasi kode telepon dari Kongo di Afrika. Beberapa nomor yang muncul di antaranya +242801130451, +242801130493, +242801130410, dan +242801130442. Ternyata telepon tersebut merupakan salah satu modus penipuan. Korbannya sudah banyak terjadi di berbagai negara.

Lazimnya modus ini disebut Wangiri. Beberapa nomor Wangiri lain seringkali berasal dari Komoro (+269), Kepulauan Cook (+682), Liberia (+231), dan Tunisia (+216). Saat beroperasi pelaku menelepon seseorang di negara lain lalu menutup panggilan teleponnya setelah beberapa kali berdering. Harapannya, korban menelepon balik dan pulsa korban tersedot habis atau tagihan teleponnya membengkak.

Semua dana itu lantas mengalir ke penipu. Pelaku diduga membeli nomor-nomor tersebut di pasar gelap. Mereka diduga menggunakan sistem otomatis sehingga panggilan banyak sekaligus hingga 3.000 nomor dalam semenit.

Karena itu, tidak heran bila masyarakat sasaran telepon tersebut sangat banyak dan dalam tempo hampir bersamaan. Adapun sasaran dilakukan secara acak. Walaupun di Tanah Air baru terjadi, modus penipuan Wangiri sebenarnya sudah lama terjadi.

Kali pertama kasus ini melanda Jepang pada 2002 hingga muncul istilah Wangiri yang berarti ”panggilan tak terjawab”. Korbannya pun cukup banyak. Menurut laporan Fraud & Technology Wire, penipuan Wangiri pada 2014 saja kerugian global mencapai hingga USD2 miliar.

Otoritas Indonesia, dalam hal ini Polri dan Kemenkominfo mengingatkan masyarakat untuk tidak tertipu oleh Wangiri. ”Itu tidak hanya di Indonesia. Menyasarnya secara acak. Jadi mereka ambil pulsa secara acak ke seluruh warga dunia dengan teknologi. Bukan hanya warga negara Indonesia yang disasar, tapi warga negara lain juga. Tujuannya nyedot pulsa,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri Jakarta kemarin.

Polri pun meminta masyarakat yang merasa dirugikan akibat panggilan itu agar melapor kekepolisian. Tanpa pelaporan, pihaknya tidak bisa memulai penyelidikan. Sejauh ini belum ada laporan masyarakat yang melaporkan masalah tersebut.

Berdasarkan penelusuran Polri, Wangiri memang sengaja meninggalkan missed call atau panggilan tidak terjawab agar korban menelepon balik. Jika menelepon balik, korban akan dialihkan ke mesin penjawab atau diminta mendengarkan apa saja agar tetap menelepon. Nah, semakin lama korban menelepon semakin besar dia tertipu. Apalagi saluran telepon keluar negeri atau roaming menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Noor Iza juga meminta masyarakat untuk mewaspadai modus penipuan Wangiri dengan mengecek nomor telepon tersebut melalui internet sebelum menghubungi kembali. Menurut dia, setiap nomor telepon memiliki kode negara.

Misalnya untuk nomor telepon dari Indonesia memiliki kode negara +62 atau 062. Jika tidak ada kode 062 atau +62, sebaiknya tidak dihubungi kembali. ”Intinya ini adalah telepon satu kali dering dari luar negeri yang menimbulkan tanda tanya bagi seseorang dan diharapkan memancing untuk menelepon balik, ini yang harus diwaspadai,” kata Noor saat dihubungi KORAN SINDO di Jakarta kemarin.

Noor menandaskan, maksud dan tujuan penelepon tersebut yaitu untuk memancing agar kita menghubungi kembali.

Jika kita menghubungi nomor telepon tersebut, akan dikenakan tarif internasional yang tentu saja lebih mahal. Beberapa nomor telepon tersebut juga mengenakan tarif premium call yang pastinya menggunakan biaya tambahan.

”Kemenkominfo akan melakukan koordinasi terkait hal tersebut dengan BRTI sehingga informasi ini akan disosialisasikan ke masyarakat dan diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang terkena dampaknya,” katanya.

Sasar Berbagai Negara
Wangiri kali pertama diidentifikasi terjadi di Jepang pada 2002. Seperti dilaporkan Economist, saat itu Negeri Matahari tersebut diterpa badai penipuan missed call besar-besaran hingga operator seluler di sana kewalahan. Selain Jepang, sejumlah negara juga melaporkan warganya menjadi target Wangiri diantaranya Australia, Selandia Baru, dan Inggris.

Di Australia banyak warga melaporkan men dapatkan beberapa missed call dari nomor Papua Nugini, Kongo, Slovenia, hingga Belgia. Data Scamwatch menunjukkan sekitar 40% penipuan di Australia dilakukan melalui telepon, termasuk Wangiri. Menurut dia, Wangiri menyasar siapa pun, tak peduli usia, pendapatan, atau latar belakangnya.

”Panggilan telepon sangat mudah. Ini sangat murah dan di berbagai negara di mana tenaga kerja lebih murah, anda dapat membuat call centre untuk melakukan panggilan penipuan dan saya pikir banyak orang yang jadi korban,” papar Deputi Ketua Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) Delia Rickard pada ABC.

Rickard menyarankan publik tidak menelepon balik nomor telepon yang tidak di kenal. ”Selalu jangan mudah percaya dan jika anda yakin orang yang di balik telepon itu tidak dapat dipercaya, tutup telepon dan telepon lembaga terkait untuk memverifikasi nomornya,” paparnya.

”Jangan beri seseorang yang menelepon anda dengan uang, detail data pribadi, atau akses ke komputer anda. Jangan telepon nomor internasional hingga anda mengenalnya,” katanya.

Sejumlah warga Inggris juga menjadi korban penipuan dengan modus Wangiri. ”Saya mendapat panggilan telepon pada pukul dua pagi dari berbagai nomor yang sudah saya blokir dari Mali. Apa ini?” tanya seorang pembaca website This is Money yang mengulas tentang modus penipuan Wangiri tersebut.

Sebelumnya Ofcom pernah memperingatkan tentang penipuan Wangiri. Para penipu menggunakan sistem otomatis yang dapat terus menelepon nomor telepon seluler hingga 3.000 nomor per menit. Ada beberapa laporan korban didenda 12 jam biaya panggilan premium setelah menelepon balik nomor-nomor asing dari luar negeri tersebut.

Jaringan mobileThree mengaku sulit mengatasi modus penipuan Wangiri. ”Perlu langkah segera untuk melindungi dan menjaga keamanan jaringan kami misalnya mem buru pola penipuan nomor Wangiri,” ungkap jaringan mobile tersebut.

Warga Selandia Baru juga mengalami serangan Wangiri. Beberapa warga mengaku mendapat panggilan telepon dari negara Chad, Zambia, dan Polandia. ”Telepon berdering, layar saya tulisannya dari Polandia. Saya tidak tahu siapa pun dari Polandia jadi saya menolak panggilan telepon itu,” tulis Dave Moulden di Twitter, dikutip News Hub.

”Mendapat panggilan telepon dari Polandia pada tengah malam. Sangat aneh!” tweet pengguna Twitter lain dengan akun @sataylisth. ”Panggilan telepon tadi malam dari Polandia,” tweet @treskewl1. ”Chad baru saya menelepon saya juga,” tweet@kittengloves. ”Saya dapat telepon dari Zambia kemarin malam. Saya tidak dapat membuat Zambia menjadi lelucon bagus,” ujar warga Auckland, @sararoseflips. Panggilan telepon dari Polandia itu paling umum karena semua diawali dengan nomor 0048.

”Nasihat terbaik bagi para konsumen ialah mengabaikan semua panggilan dengan kode negara yang asing. Biarkan mereka masuk voicemail. Jangan telepon balik nomor itu,” papar pernyataan Vodafone. BANDAR POKER ONLINE




BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya