Mengungkap misteri 'cincin' 2 kilometer di Antartika
Ilmuwan Jerman yang tengah melakukan penerbangan rutin melaporkan telah melihat sebuah lapisan es yang rusak dan membentuk 'cincin' hingga diameter 2 kilometer! Lokasi cincin itu berada di sekitar lapisan es King Baudoin di daerah Antartika bagian timur, Daily Mail (12/01).
Guna mengungkap misteri cincin tersebut, ilmuwan mengobrak-abrik data laporan kejadian aneh di sekitar Antartika beberapa tahun ke belakang. Hasilnya, terdapat dua buah penelitian yang mengungkap peristiwa antariksa aneh, yang pertama adalah munculnya suara infrasonik secara beruntun tanggal 2 September 2004.
Suara yang tidak mampu didengar oleh telinga manusia itu juga terdeteksi di 6 alat pendeteksi lain di seluruh dunia. Semua detektor mengarahkan bila sumber suara infrasonik itu berada di timur Antartika.
Sementara, penelitian kedua yang dilakukan di Davis Station, Australia, mengatakan bila sekitar tanggal 2 September 2004 mereka melihat bekas lintasan debu di langit.
Dari dua penelitian tersebut, Dr. Christian Muller, menyimpulkan bila sebuah meteorit (meteor yang mampu menembus atmosfer bumi) lah yang menyebabkan munculnya cincin Antartika. Dr. Muller yang juga penemu pertama cincin Antartika yakin bila meteorit itu sebesar rumah dengan panjang 7-10 meter.
"Saya belum pernah melihat sesuatu seperti itu (cincin Antartika) sebelumnya. Pemikiran pertama ku adalah cincin itu muncul akibat hantaman sesuatu dari angkasa, misalnya sebuah meteorit," ujar Dr. Muller.
Ternyata, saat ilmuwan kembali melihat lokasi cincin Antartika itu, mereka melihat beberapa bekas berupa lubang berbentuk lingkaran di sekitar cincin. BANDAR POKER ONLINE
Dengan melihat bekas hantaman yang tersebar, ilmuwan Australia memprediksi bila saat itu meteorit sebesar rumah melaju dengan kecepatan 29.080 mil per jam dan meledak dengan kekuatan 12.000 ton bom TNT. Ledakan sekuat itulah yang akhirnya menyebabkan pola cincin aneh di Antartika.