Imlek tak hanya identik dengan petasan, warna merah, dan angpao saja, tapi juga prediksi pasti tentang cuaca. Ya, banyak orang yang mengasosiasikan perayaan tahun baru Tiongkok ini dengan hujan. Dan memang, ketika Imlek datang hujan pun seolah sudah di-setting untuk keluar sekalian. Entah, apa yang terjadi sebenarnya.
Kita mungkin berpikir kalau hujan lebat saat Imlek akan menyengsarakan orang-orang Tionghoa lantaran bakal bikin gagal acara dan semacamnya. Tapi, hujan di waktu tersebut ternyata justru ditunggu. Apa pasal? Hal tersebut tak lain adalah sebuah mitos yang mengatakan bahwa hujan saat perayaan Imlek merupakan tanda keberuntungan.
Mitos soal hujan saat Imlek yang membawa ‘bejo’, ternyata memang diamini oleh sebagian besar kaum Tionghoa. Malah mungkin mereka resah kalau tidak ada setitik pun hujan yang turun ke bumi. Entah sebelum Imlek, lebih-lebih pada hari H.
Sejarah Imlek dan Hujan
Berdasarkan sejarah dan dikutip dari berbagai sumber, hari raya Imlek sendiri berawal dari bentuk rasa syukur masyarakat Tiongkok lantaran datang musim semi. Kenapa demikian, alasannya tak lain karena di masa itu mereka seolah dipenuhi keberkahan. Mulai dari hasil panen yang melimpah sampai nuansa musim semi yang indah.
Hujan dan keberuntungan
Meskipun kita seringnya mengumpat saat hujan turun dengan derasnya, tapi sebenarnya fenomena alam ini adalah tanda keberkahan. Mungkin bikin banjir kadang-kadang, tapi hujan bagaimana pun memang memberikan dampak positif. Hal ini pula yang dipercaya oleh orang-orang Tiongkok. Termasuk korelasinya dengan Imlek.
Intensitas Hujan, Keberuntungan, dan Imlek
Entah apa yang terjadi, tapi hampir bisa dipastikan ketika Imlek bergulir hujan pun turun. Orang-orang Tionghoa tidak familiar dengan pawang hujan, jadi mungkin ini memang kehendak Tuhan yang sedang ingin mengucurkan keberuntungan kepada mereka. Masih tentang hujan saat Imlek, biasanya intensitas fenomena alam ini berbanding lurus dengan kadar keberuntungan di hari tersebut.
Ketika Hujan Tak Turun di Hari Imlek
Meskipun identik dengan hujan, kadang di hari Imlek juga kering kerontang, maksudnya tak ada setitik pun air langit yang jatuh. Kalau sudah begini, orang-orang Tiongkok bakal menganggapnya sebagai ketidakberuntungan. Walaupun begitu, tapi tidak munculnya hujan bukan berarti Imleknya tak direstui atau semacamnya. Hari raya serba merah ini tetap happening dan membawa kebahagiaan.
Jadi, seperti inilah mitos soal hujan di hari Imlek. Siapa sangka, jika fenomena yang kadang bikin kesal ini justru jadi semacam simbol keberuntungan di hari serba merah itu. Pada akhirnya, mitos ini dikembalikan kepada masing-masing orang. Mau menganggap keberuntungan atau sebaliknya, tergantung dari sudut pandang. Kalau hujan bikin banjir dan menenggelamkan rumah orang, tentu kita bakal beranggapan kalau itu malah jadi simbol bencana, bukan ?