Soeharto mungkin bisa disebut presiden tersukses Indonesia karena langkah-langkahnya pernah menghasilkan sesuatu yang sangat brilian. Masih ingat kan dulu enaknya hidup di zaman Soeharto itu seperti apa? Segalanya murah, aman tentram gara-gara petrus dan lain sebagainya. Kadang kangen masa-masa ini, makanya sampai ada jargon yang populer belakangan, “Enak zamanku tho?”.
Tak dipungkiri kalau zaman Soeharto itu memang enak. Tapi, kita tak bisa menampik juga kalau di masa pemerintahannya, yakni 1976 sampai 1998, terjadi banyak pertumpahan darah, terutama yang berbentuk tragedi-tragedi kemanusiaan. Kalau dilihat dari sudut pandang ini tentu saja kita bisa bilang jika pemerintahan Soeharto adalah yang terburuk.
Mengelu-elukan sosok karena jasanya ya wajar, tapi ingat juga keburukan yang pernah ada agar tidak timbul fanatisme buta. Dan berikut adalah kejadian-kejadian paling berdarah yang pernah terjadi di masa kekuasaan Soeharto.
1. Kerusuhan Mei 1998
Peristiwa satu ini mungkin salah satu tragedi paling parah sepanjang masa pemerintahan Soeharto. Ya, sangat parah karena sampai memengaruhi kinerja pemerintahan pusat. Kejadian ini diduga diawali dari ketidakpuasan rakyat akan ekonomi Indonesia yang carut marut karena krisis. Soeharto yang dianggap bertanggung jawab, dipaksa mundur oleh massa yang umumnya adalah mahasiswa.
Bentrok besar-besaran terjadi dan dari sini banyak korban berjatuhan. Empat orang tewas serta puluhan lainnya luka-luka. Kejadian ini juga merembet ke arah anarkisme kepada orang-orang Tionghoa. Perempuan-perempuan diperkosa lalu dibunuh, toko-toko milik orang Tiongkok digasak dan lain sebagainya. Tragedi ini bertemu ujung pastinya ketika Soeharto secara resmi mengundurkan dirinya.
2. Kerusuhan Tasikmalaya yang Mengerikan
Siapa yang menyangka Tasikmalaya yang adem ayem itu pernah jadi tuan rumah sebuah tragedi mengerikan. Kejadian ini berlangsung pada tahun 1996 dan tercatat sebagai salah satu peristiwa paling mengerikan di sepanjang pemerintahan Soeharto. Masalah sebenarnya hanyalah tindakan polisi yang kurang ajar kepada para pengasuh pondok di Condong, yakni berupa penyiksaan. Tapi, siapa sangka dari masalah ini melebar jadi sangat luas.
Awalnya, ada seorang santri yang dihukum oleh pengurus pondok karena ketahuan mencuri. Kemudian si santri ini mengadu kepada ayahnya yang seorang Kopral di kepolisian Tasik. Akhirnya dipanggilah para pengurus pondok dan terjadilah kekerasan tersebut. Dari kasus ini kemudian melebar gara-gara kabar burung tentang salah satu ustadz pondok yang dikabarkan tewas disiksa. Massa yang jumlahnya ribuan pun berkumpul dan melakukan protes keras.
Tasikmalaya seperti terkena agresi kala itu. Banyak bangunan dibakar, mobil dan motor digulingkan dan sebagainya. Korban tewasnya mungkin hanya beberapa orang saja, tapi kerugian ditaksir mencapai angka Rp 85 miliar. Jumlah yang besar sekali saat itu. Tragedi ini perlahan sirna setelah salah satu pengurus pondok memberikan pengumuman jika tak ada ustad yang tewas dalam penganiayaan itu.
3. Peristiwa Tanjung Priok yang Kental Konspirasi
Tanjung Priok juga pernah menjadi tempat tragedi paling berdarah di Indonesia. Kejadian yang berlangsung di tahun 1984 itu menewaskan beberapa orang serta melukai puluhan lainnya. Kasus ini dianggap pelanggaran HAM berat meskipun sampai saat ini belum ada kelanjutan persidangannya.
Hal yang paling digarisbawahi dalam tragedi ini adalah tentang aparat yang bertindak sangat agresif. Massa yang protes dihadiahi dengan tembakan-tembakan yang membuat beberapa orang tewas seketika. Banyak dugaan kalau kasus ini kental dengan nuansa politis. Domino QQ
Sumber