TEMPO.CO, San Francisco - Kolaborasi peneliti internasional, di mana para astronom di University of Marwick memainkan peran utama, telah mengungkap beberapa rahasia seputar tabrakan bintang neutron, termasuk asal usul emas di alam semesta, sebagaimana dilaporkan situs Phys.org kemarin. Situs Judi Online
Anggota Grup Astronomi dan Astrofisika Warwick, Profesor Andrew Levan, Dr Joe Lyman, Dr Sam Oates dan Dr Danny Steeghs, melakukan pengamatan yang menangkap cahaya dua bintang neutron bertabrakan, tak lama setelah terdeteksi melalui gelombang gravitasi.
Selain menjawab asal usul emas, temuan mereka juga telah mengungkap dua rahasia lainnya. "Penemuan ini telah menjawab tiga pertanyaan yang telah membingungkan beberapa astronom selama beberapa dekade: apa yang terjadi ketika bintang neutron bergabung? Apa yang menyebabkan semburan sinar gamma berjalan singkat? Dimana elemen berat, seperti emas, dibuat? Dalam waktu sekitar satu minggu ketiga misteri ini dipecahkan," ujar Dr Samantha Oates.
Sejumlah besar emas, platinum, uranium dan elemen berat lainnya diciptakan dalam tabrakan sisa bintang kompak ini, dan dipompa keluar ke alam semesta. Hal ini membuka misteri tentang bagaimana emas di cincin kawin dan perhiasan pada awalnya terbentuk.
Tabrakan itu menghasilkan emas sebanyak massa Bumi.
Penemuan ini juga menegaskan secara meyakinkan bahwa semburan sinar gamma pendek secara langsung disebabkan oleh penggabungan dua bintang neutron.
Bintang neutron sangat padat - sama beratnya dengan Matahari kita - dan mereka bertabrakan satu sama lain 130 juta tahun yang lalu, ketika dinosaurus berkeliaran di Bumi, di sebuah galaksi yang relatif tua yang tidak lagi membentuk banyak bintang.
Mereka saling menarik selama jutaan tahun cahaya, dan saling berputar satu sama lain semakin cepat saat mereka mendekat, yang akhirnya berputar satu sama lain lima ratus kali per detik.
Penggabungan mereka mengirim riak-riak melalui ruang dan waktu. Riak-riak ini adalah gelombang gravitasi yang sukar dipahami yang ditemukan oleh para astronom.
Gelombang gravitasi itu dideteksi oleh Advanced Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (Adv-LIGO), dengan ledakan sinar gamma berdurasi pendek yang terdeteksi oleh satelit Fermi hanya dua detik kemudian.
Tim Profesor Andrew Levan adalah orang pertama yang melakukan pengamatan terhadap sumber baru ini dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble. Sumber itu berasal dari sebuah galaksi bernama NGC 4993, 130 juta tahun cahaya jauhnya. "Begitu kami melihat datanya, kami menyadari bahwa kami telah menangkap jenis obyek astrofisika yang baru," ujarnya.
Dr Joe Lyman, yang sedang mengamati Observatorium Selatan Eropa pada saat itu adalah orang pertama yang mengingatkan komunitas bahwa sumbernya tidak seperti sebelumnya.
"Pengamatan indah yang diperoleh dalam beberapa hari menunjukkan bahwa kami mengamati kilonova, sebuah benda yang cahayanya didukung oleh reaksi nuklir yang ekstrem. Ini memberitahu kita bahwa unsur-unsur berat, seperti emas atau platinum dalam perhiasan adalah bara api, ditempa dalam miliaran derajat sisa-sisa bintang neutron yang bergabung, " ujar Lyman. BANDAR POKER ONLINE