Minggu, 27 November 2016

Misteri Kutukan Superman

Ada beberapa pembaca yang meminta saya untuk menulis mengenai Urband Legend. Walaupun menarik, Urban Legend mungkin lebih didominasi mitos dibanding fakta kebenaran. Namun, untuk memenuhi permintaan itu, saya telah memilih satu kisah Urban Legend yang berkisar pada salah satu tokoh favorit saya, yaitu tentang kutukan di sekitar film Superman. Ingat, saya tidak menyajikan tulisan ini sebagai sebuah kebenaran yang harus dipercayai, melainkan hanya sebagai informasi "sekedar tahu". 

Urban Legend adalah mitos atau legenda kontemporer yang seringkali dipercaya secara luas sebagai sebuah kebenaran. Kebanyakan Urban Legend berkaitan dengan misteri, horor, ketakutan, humor atau bahkan kisah moral. Urban Legend tidak selalu berarti kisah bohong, namun, sama seperti kisah yang disebarkan dari mulut ke mulut, Urban Legend juga sering dibesar-besarkan sehingga menjadi lebih sensasional. Di Indonesia, kisah yang bisa dianggap sebagai Urban Legend contohnya adalah rumah pondok indah, terowongan casblanca, rumah gurita di Bandung dan lain-lain.

Sebenarnya, selain kutukan Superman, ada banyak Urban Legend atau kepercayaan lain yang melibatkan kutukan. Contohnya adalah kutukan yang menimpa presiden Amerika Serikat sejak Abraham Lincoln sehingga setiap 20 tahun, presiden Amerika akan terbunuh atau meninggal pada saat masih menjabat (Dan ini benar-benar terjadi). Kutukan ini dipercaya berakhir pada masa Ronald Reagen.

Lalu ada lagi kutukan keluarga Kennedy, kutukan keluarga Bruce Lee, atau yang paling heboh belakangan ini, kutukan penerima Oscar yang konon setelah menerima Oscar akan mengalami perceraian.

Kutukan Superman adalah sebuah kepercayaan kalau suatu malapetaka akan menimpa orang-orang yang terlibat dalam karakter Superman yang disajikan berbagai media, terutama film.

Kutukan ini pada dasarnya berbunyi:
"Jika kamu berniat untuk memerankan manusia terkuat di dunia, maka kamu akan berakhir dengan kematian atau berada pada posisi yang terlemah."
Kutukan ini konon bermula dari pencipta karakter Superman sendiri, Jerry Siegel dan Joe Shuster.

Siegel dan Shuster
Siegel dan Shuster menciptakan tokoh Superman pada tahun 1938. Namun, pemegang hak cipta atas karakter itu adalah perusahaan tempat mereka bernaung, DC Comics. Pada tahun 1946, kedua orang tersebut menuntut DC Comics karena merasa diberi kompensasi yang kurang atas keberhasilan karakter itu. Pengadilan New York akhirnya memutuskan untuk memberikan penyelesaian maksimal $60.000 untuk masing-masing. Jumlah ini tentu saja sangat kecil dibanding jutaan dolar yang didapat dari Superman.


Usaha Siegel dan Shuster berlanjut hingga tahun 1975 ketika keduanya mengorganisir protes yang diikuti oleh penulis komik lainnya. DC Comics akhirnya setuju untuk membayar keduanya uang pensiun senilai $35.000 pertahun seumur hidup dan akan menyebut nama keduanya untuk setiap penggunaan karakter Superman.

Selain Superman, Siegel dan Shuster tidak pernah lagi menciptakan tokoh sekelas Superman. Ada yang mengatakan kalau keduanya marah dan mengutuk karakter itu karena ketidakadilan yang diterima.

Di bawah ini adalah para tokoh yang dianggap mengalami malapetakan karena kutukan Superman:

The Fleischer Brothers
Max dan David Fleischer adalah dua kakak beradik yang menciptakan studio Fleischer yang memproduksi film kartun Superman. Beberapa waktu setelah menayangkan film tersebut, Flescher bersaudara mulai bertengkar satu sama lain yang menyebabkan studio tersebut jatuh kedalam kesulitan keuangan sehingga terpaksa dijual ke Paramount Studio. David akhirnya bisa meneruskan karir sebagai penasehat spesial efek di Universal Studio, namun Max meninggal dalam kondisi melarat.

Kirk Alyn

Kirk Alyn memerankan Superman dalam dua film pada tahun 1940an. Setelah ia memerankan film itu, karir aktingnya tamat karena dianggap terlalu identik dengan tokoh Superman. Akhirnya ia pensiun dan pindah ke Arizona.

Ia muncul sebagai cameo dalam film Superman tahun 1978 sebagai ayah Lois Lane. Tahun 1999, ia meninggal dunia setelah terjangkit penyakit Alzhiemer.

George Reeves
Sebelum Christopher Reeve, pemeran Superman adalah George Reeves yang memerankan tokoh ini di film "Superman dan the Mole Man" pada tahun 1941.


Pada tanggal 16 Juni 1959, hanya beberapa hari sebelum hari pernikahannya, Reeves ditemukan tewas akibat luka tembak di kepala. Sebuah pistol ditemukan didekatnya. Kematian itu disimpulkan sebagai bunuh diri.

Christopher Reeve
Christopher Reeve memerankan Superman dalam film Superman: The Movie (1978), Superman II (1980), Superman III (1983) hingga Superman IV: The Quest for peace (1987).


Pada tanggal 27 Mei 1995, Reeve jatuh dari kudanya dan lumpuh dari leher ke bawah. Setelah peristiwa itu, Reeve menghabiskan hidupnya dengan kursi roda hingga meninggal pada 10 Oktober 2004 akibat gagal jantung.

Dua tahun setelah kematian Christopher, Istrinya, Dana Reeve, juga meninggal pada 6 Maret 2006 di usia 45 tahun akibat kanker paru-paru.

Margot Kidder
Margot Kidder adalah Lawan main Christopher Reeve yang memerankan tokoh sentral, Lois Lane. Setelah bermain di film itu, ia didiagnosa mengidap Bipolar Disorder.


Pada April 1996, ia menghilang selama beberapa hari dan ditemukan oleh polisi dalam kondisi paranoia dan delusi.

Marlon Brando
Marlon Brando adalah seorang aktor Holywood terkenal yang memerankan Jor-El, ayah biologis Clark Kent di film Superman: The Movie (1978). Marlon mengalami banyak tragedi dalam kehidupannya.


Pada Mei 1990, putra pertama Brando, Christian, menembak dan membunuh Dag Drollet, kekasih saudari tiri Christian, Cheyenne Brando, di rumahnya di Beverly Hills. Christian mengklaim kalau peristiwa itu adalah sebuah kecelakaan. Namun, pengadilan memutuskan 10 tahun penjara baginya. Christian meninggal 18 tahun kemudian pada usia 49 tahun.

Tahun 1995, Cheyenne yang masih depresi atas kematian Dag Drollet bunuh diri dengan menggantung diri. Usianya baru 25 tahun.

Marlon Brando sendiri mengalami hidup yang tak kalah susah. Karena banyaknya tragedi dalam kehidupannya, ia mulai mengasingkan diri dari gemerlap Holywood. Pada tanggal 1 Juli 2004, Brando meninggal pada usia 80 tahun karena pulmonary fibrosis. Ia juga diketahui mengidap kanker hati, gagal jantung dan diabetes yang menyebabkan ia hampir mengalami kebutaan.

Lee Quigley
Lee Quigley memerankan bayi Kal-El di film Superman Tahun 1978.

Ia meninggal pada bulan Maret 1991 di usia yang sangat muda, yaitu 14 tahun, karena menghirup gas aerosol yang berbahaya.

Richard Pryor

Richard Pryor memerankan salah satu tokoh jahat di film Superman III. Tiga tahun setelahnya, ia didiagnosa menderita multiple sclerosis. Ia meninggal pada 10 Desember 2005 karena gagal jantung.

Mariel Hemingway
Mariel Hemingway adalah salah satu artis yang turut bermain dalam filmSuperman IV: The Quest for Peace (1987). Pada 2 Juli 1996, kakak Mariel yang bernama Margaux ditemukan tewas karena overdosis. Ia berusia 41 tahun. Walaupun peristiwa itu dianggap sebagai bunuh diri, Mariel tidak mempercayainya.

Mark Pillow
Mark Pillow adalah aktor yang memerankan Nuclear Man di film Superman IV: The Quest For Peace (1987). Peran itu adalah debut pertamanya di dunia akting. Namun, setelah peran itu, karirnya tamat dan tidak pernah bermain film lagi.


Nasib mirip juga dialami John Haymes Newton, Gerard Christopher dan Stacy Haiduk yang bermain dalam seri Superboy antara 1988-1992.

Lex Luger

Lex Luger adalah seorang pegulat pro yang pernah muncul dalam sebuah peran di film New Superboy di tahun 2007. Ia kemudian mengalami kerusakan syaraf yang membuatnya lumpuh.

Lane Smith

Lane Smith memerankan Perry White, bos Clark Kent dan Lois Lane di film seri TV Lois and Clark. Belakangan, ia didiagnosa mengidap penyakit langka Lou Gehrig dan meninggal pada tanggal 13 Juni 2005.

Jeph Loeb
Jeph Loeb, penulis naskah seri TV Smallville, kehilangan putranya, Sam Loeb, karena kanker.

Mereka yang Lolos dari kutukan
Dan tentu saja, namanya juga Urban Legend, menarik, tapi tidak bisa dianggap sebagai sebuah kebenaran. Mereka yang menolak kepercayaan ini menyatakan kalau tokoh-tokoh yang pernah bersinggungan dengan Superman juga banyak yang mengalami peningkatan karir, seperti:

Gene Hackman yang memerankan Lex Luthor di Superman I, II dan IV mengalami kesuksesan karir yang luar biasa setelah film tersebut.

Terence Stamp yang memerankan Jenderal Zod di Superman I dan Superman II juga mengalami karir yang sukses.

Dean Cain yang memerankan Superman dalam film Lois and Clark juga mengalami peningkatan karir setelah perannya dalam film itu. Ia mendapatkan beberapa peran yang baik dalam film seri Frasier dan Law & Order.


Teri Hatcher yang menjadi Lois Lane di film seri TV Lois and Clark mengalami kesuksesan karir yang luar biasa setelah bermain dalam film itu. Bahkan Ia menerima penghargaan untuk perannya dalam film seri desperate housewives.

Untuk film Superman terakhir (Superman Returns), kita juga tidak mendengar adanya bencana yang menimpa Brandon Routh, Kate Bosworthdan Kevin Spacey.


Bahkan Brandon Routh telah menandatangani kontrak dengan Warner Bros untuk membuat sekuel film tersebut yang berjudul Superman Lives. Kedengarannya seperti sebuah karir yang bagus.

Atau, kita juga tidak mendengar adanya bencana yang menimpa pemeran utama dalam film seri Smallville seperti Tom Welling atau Kristin Kreuk.

Soal Tom Welling, ada yang menarik. Beberapa orang percaya ia lolos dari kutukan Superman karena di film seri Smallville, ia tidak mengenakan kostum Superman.


Malah jadi aneh, kalau kutukan menimpa seseorang karena memakai kostum Superman, mengapa Dean Cain atau Brandon Routh tidak mengalaminya?

Lalu, mengapa aktor lain yang tidak mengenakan kostum Superman seperti Margot Kidder atau Lee Quigley bisa kena dengan kutukan ini?

Bagaimana dengan ribuan orang lain yang turut serta dalam pembuatan film Superman sejak tahun 1940an hingga sekarang? Mengapa mereka tidak terkena kutukan?

Jika melihat dari faktor ini, maka saya rasa kutukan Superman mungkin hanya memiliki kombinasi kebetulan yang cukup baik untuk menjadikannya sebagai salah satu Urban Legend paling terkenal di dunia. Seperti yang saya katakan, informasi ini hanya untuk "sekedar tahu".


Moberly and Jourdain Incident - Peristiwa Misterius Di Petit Trianon

Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah. Ada yang memandangnya dari sisi spiritual, dan ada yang memilih untuk memandangnya dari sisi sains, walaupun fiksi sains sekalipun. Ini bisa terlihat dari sebuah peristiwa misterius yang dikenal dengan sebutan Moberly Jourdain Incident.


Sebagian orang percaya kalau insiden itu adalah contoh kasus Time Slip atau kembali ke masa lampau tanpa disengaja. Yang lain beranggapan kalau kasus itu adalah kasus yang berhubungan dengan dunia supranatural. Mereka yang percaya dengan teori supranatural lebih suka menyebut peristiwa itu dengan sebutan The Ghosts of Versailles atau The Ghosts of Trianon.

Kisah ini kemudian menjadi kontroversial dan menarik perhatian yang cukup besar. Bahkan konon peristiwa ini disebut turut memberikan inspirasi bagi JRR Tolkien, penulis trilogi "Lords of the Ring".

Semuanya bermula ketika dua wanita Inggris memutuskan untuk melakukan perjalanan liburan ke Paris pada tahun 1901.

Liburan yang tidak terlupakan
Charlotte Anne Moberly dan Eleanor Jourdain adalah dua wanita yang berasal dari latar belakang keluarga yang terpelajar. Ayah Moberly adalah kepala sekolah Winchester College yang kemudian menjadi uskup Salisbury. Demikian juga dengan Jourdain. Ayahnya adalah seorang pendeta di Ashbourne. Kakak perempuannya adalah seorang sejarawan seni, sedangkan kakak laki-lakinya adalah seorang ahli matematika.

Charlotte Anne Moberly dan Eleanor Jourdain 

Jadi, kita mendapatkan dua wanita dengan reputasi yang baik.

Suatu hari, kedua wanita ini memutuskan untuk pergi berlibur ke beberapa tempat di Eropa dan salah satu tujuan persinggahan mereka adalah Paris. Pada tanggal 10 Agustus 1901, kedua wanita itu sudah ada di dalam sebuah kereta yang akan membawa mereka ke Versailles.
Setiba disana, bersama rombongan turis lainnya, mereka berkeliling di kompleks istana Versailles yang megah.
Kompleks Istana Versailles

Moberly dan Jourdain tidak menyadari kalau sebentar lagi mereka akan mengalami sesuatu yang luar biasa.

Petit Trianon yang Misterius
Setelah berkeliling untuk beberapa lama, mereka memutuskan untuk mengunjungi Petit Trianon, salah satu bangunan yang ada di kompleks itu.
Petit Trianon

Di tempat ini, ratu Marie Antoinette (1755-1793) biasa datang untuk beristirahat dan menjauhkan diri dari urusan-urusan istana.

Moberly dan Jourdan masuk ke taman bunga Trianon sambil mengagumi bunga-bunga yang ada disitu.

Kemudian keduanya menyadari kalau mereka tidak lagi mengenali pemandangan di sekitarnya. Seakan-akan mereka sedang berada di sebuah taman yang asing, berbeda dengan apa yang telah mereka lihat sebelumnya. Sepertinya mereka telah tersesat.

Dan peristiwa misterius itu terjadi!

Pemandangan dari masa lampau
Kedua wanita yang kebingungan itu kemudian berusaha mencari jalan keluar. ketika mereka berbelok di satu sudut jalan, mereka melihat sebuah rumah petani yang sudah kosong dan sebuah bajak tergeletak di sisi jalan setapak.

Tiba-tiba mereka merasakan sebuah perasaan aneh. Seakan-akan ada sebuah tekanan berat memenuhi pikiran mereka dan semuanya terasa begitu asing.

Lalu, entah darimana datangnya, dua pria muncul. Keduanya mengenakan pakaian aneh yang tidak mereka kenal, yaitu jas panjang berwana hijau abu-abu dengan topi tiga sudut.

Moderly dan Jourdain kemudian mendekati kedua pria tersebut dan bertanya bagaimana caranya supaya mereka bisa kembali ke Petit Trianon.

Kedua pria asing itu menunjuk jalan setapak yang sebelumnya tidak terlihat oleh mereka.

Setelah menelusuri jalan itu, Jourdain melihat sebuah pondok dengan seorang wanita dan seorang anak perempuan di pintu depannya. Wanita itu sedang menyodorkan sebuah kendi air minum untuk anak perempuan itu.

Anehnya, Moberly tidak bisa melihat pondok ataupun wanita dan anak perempuan itu, namun ia bisa merasakan perubahan pada atmosfer di sekitarnya. Ia menyadari kalau suasana telah berubah menjadi begitu tenang dan sunyi.

Ia mendeskripsikannya:
"Tiba-tiba semuanya terlihat tidak natural, karenanya menjadi sangat tidak nyaman. Bahkan pepohonan terlihat begitu datar dan tidak ada tanda-tanda kehidupan, seperti kayu-kayu buatan saja. Tidak ada efek dari cahaya matahari dan tidak ada angin yang berhembus."
Perubahan pada atmosfer ini diiringi dengan perasaan tertekan yang semakin menjadi-jadi. Ditambah lagi dengan suhu yang cukup panas dan wangi bunga-bunga. Kedua wanita itu merasa seperti orang sakit.

Jadi, mereka memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon sambil mengipas-ngipas.

Moberly dan Jourdain bukan wanita yang gampang panik. Keduanya berasal dari keluarga terpelajar dan biasa menanggapi sesuatu dengan tenang dan berpikiran jernih. Namun kali ini mereka merasakan ada sesuatu yang tidak beres dan mereka tidak bisa menjelaskannya.

Setelah beristirahat sejenak, keduanya kembali berjalan. Kali ini mereka menemukan sebuah gazebo. Lalu mereka menghampirinya.

Ketika sedang berjalan menuju tempat itu, mereka melihat seorang pria sedang duduk disitu. Mereka tidak tahu dari mana pria itu datang. Namun yang membuat mereka kaget adalah penampilannya yang cukup mengerikan. Wajahnya menyeringai dan terlihat seperti seseorang yang sedang menderita cacar.

Menurut Jourdain:
"Pria itu memutar wajahnya perlahan-lahan, dan terlihatlah kalau wajahnya penuh dengan bintik-bintik seperti cacar. Kulitnya gelap dan ekspresinya terlihat seperti orang jahat. Walaupun aku tidak merasa ia sedang memperhatikan kami, namun aku bisa merasakan kejijikan yang luar biasa."
Tiba-tiba, terdengar sebuah teriakan yang menyatakan kalau mereka telah salah mengambil jalan. Suara itu ternyata berasal dari seorang pria tinggi bermata gelap. Rambutnya yang sedikit keriting terlihat menyembul dari balik sombrero yang dikenakannya.

Kedua wanita itu memutuskan untuk mengikuti sarannya. Lalu mereka membalikkan badan dan kembali ke jalur semula. Kemudian, mereka melihat sebuah jembatan kecil. Setelah berjalan melewati jembatan itu, mereka ternyata sampai ke sebuah taman.

Namun peristiwa aneh yang dialami belum selesai.

Di taman itu, Moberly melihat seorang wanita sedang duduk di sebuah bangku. Ia mengenakan pakaian model kuno dengan syal berwarna hijau pucat. Namun, Jourdain tidak bisa melihatnya.

Awalnya Moberly mengira kalau wanita itu seorang turis, namun ia menyadari kalau turis tidak mungkin mengenakan pakaian dengan model yang kuno seperti itu.

Tiba-tiba seorang pria muncul dari salah satu bangunan disitu sambil membanting pintu. Pria itu mengatakan kepada Moberly dan Jourdain kalau gerbang menuju Petit Trianon ada di sebelah bangunan yang satunya. Ketika mereka berjalan memutar menuju sisi lain dari bangunan itu, mereka menemukan rombongan turis lainnya.

Perasaan tertekan yang terus menerus dirasakan mulai terangkat dan semuanya kembali menjadi normal.

Hantu Petit Trianon
Setelah pulang dari perjalanan liburan itu, Moberly dan Jourdain menyimpulkan kalau Petit Trianon sesungguhnya didiami oleh roh-roh dari masa lampau dan mereka memutuskan untuk meneliti lebih jauh sejarah Petit Trianon.

Dari hasil penyelidikan mereka mengenai sejarah Perancis yang berhubungan dengan Petit Trianon, mereka menemukan kalau pada tanggal 10 Agustus 1792, tanggal yang sama dengan tanggal kunjungan mereka, istana Tuileries di Paris dikepung oleh para pemberontak dan para penjaga istana turut dibantai. Peristiwa ini membuat keluarga kerajaan melarikan diri mencari perlindungan.

Moberly dan Jourdain mulai berpikir apakah dengan suatu cara mereka telah melihat hantu-hantu keluarga kerajaan atau melihat kembali situasi di masa lampau.

Kecurigaan ini menjadi semakin kuat ketika Moberly melihat lukisan Marie Antoinette karya Wertmuller. Ia terkejut karena menemukan kalau wanita yang dilihatnya sedang duduk di taman sangat mirip dengan Marie Antoinetteyang tergambar di lukisan itu. Bahkan pakaian yang dikenakannya pun sama.

Setelah melihat beberapa lukisan lainnya, keduanya menemukan kalau pria yang memiliki wajah dengan cacar ternyata sangat mirip dengan musuh Marie Antoinette yang bernama Comte de Vaudreuil yang memang memiliki karakter wajah seperti itu.
Marie Antoinette

Comte de Vaudreuil

Dalam beberapa kesempatan, keduanya kembali mengunjungi Petit Trianon. Mereka menemukan pemandangan berbeda dengan yang mereka lihat pada waktu itu. Mereka tidak bisa menemukan gazebo atau jembatan kecil yang yang mereka lewati. Namun dari hasil riset, diketahui kalau jembatan itu ada disitu pada tahun 1789.

Dari hasil penelitian pula terungkap kalau jas panjang berwarna hijau abu-abu yang dikenakan dua pria yang mereka lihat ternyata seragam para penjaga istana pada masa Ratu Antoinette.
Moberly dan Jourdain kemudian mempublikasikan pengalaman mereka dalam sebuah buku yang berjudul "An Adventure" yang diterbitkan pada tahun 1911. Keduanya menggunakan pseudonim Elizabeth Morison dan Frances Lamont. Identitas dua penulis ini baru terungkap pada tahun 1931 setelah kematian mereka.

Setelah identitas asli mereka terungkap, para peneliti semakin tertarik menyelidiki kasus ini mengingat latar belakang mereka yang terpelajar.

Penjelasan Alternatif
Beberapa penulis percaya kalau kedua wanita itu mengalami apa yang disebut dengan Time Slip. Tanpa sengaja, entah dengan cara bagaimana, keduanya kembali ke tahun antara 1789-1792 ketika terjadi peristiwa pengepungan istana Tuileries. Namun, tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana proses ini bisa terjadi.

Sebagian lain, termasuk Moberly dan Jourdain, percaya kalau apa yang dilihat mereka adalah hantu-hantu dari masa lampau. Hal ini juga dipercaya juga oleh banyak penulis lainnya sehingga mereka lebih suka merujuk peristiwa ini dengan istilah Ghosts of Versailles atau Ghosts of Trianon.

Penjelasan lain yang cukup supranatural adalah Retrocognition, yaitupengetahuan mengenai sebuah peristiwa di masa lampau yang tidak didapat dari hasil belajar. Mereka yang percaya dengan penjelasan ini percaya kalau kedua wanita tersebut mendapatkan penglihatan mengenai peristiwa masa lampau. Teori ini tidak berhubungan dengan hantu, melainkan hanya dengan fenomena paranormal yang juga tidak bisa dijelaskan dengan sains.

Penjelasan lain yang mencoba untuk melihat dari sisi rasional dikemukakan oleh Philippe Julian pada tahun 1965. Ia mengatakan kalau pada tahun kunjungan Moberly dan Jourdain, ada seorang pejabat setempat bernamaRobert de Monstesquiou yang suka mengadakan pesta dimana para tamunya diwajibkan mengenakan pakaian model kuno dan menampilkan tari-tarian. Moberly dan Jourdain mungkin telah tanpa sengaja masuk ke tempat para tamu ini mengadakan latihan untuk penampilan mereka.

Walaupun sukar untuk menerima argumen Julian, namun ternyata bukan hanya dia yang beranggapan seperti ini. Bahkan kalangan peneliti fenomena paranormal yang tergabung dalam Society for Psychical Research pun beranggapan kalau kedua wanita itu telah salah menginterpretasikan apa yang dialami mereka. Misalnya, dari hasil penyelidikan yang mereka lakukan, ditemukan sebuah peta taman Trianon yang berasal dari tahun 1903 yang jelas menunjukkan kalau memang ada jembatan kecil di tempat itu.

Mungkin argumentasi yang paling membawa kerusakan besar pada reputasi kedua wanita itu adalah yang dikemukakan oleh W.H Salter, seorang penulis, pada tahun 1950. Ia meneliti surat-surat korespondensi antara Moberly dan Jourdain dengan Society of Psychical Research dan menemukan kalau banyak deskripsi di dalam kisah mereka sesungguhnya baru ditambahkan pada tahun 1906 setelah keduanya melakukan riset mendalam mengenai Petit Trianon. Menurut Salter, kedua wanita ini mungkin telah membesar-besarkan pengalaman mereka.

Jadi, apa yang sesungguhnya terjadi pada Moberly dan Jourdain? Apakah mereka telah membuat sebuah cerita fiksi ?

Ataukah mereka memang mengalami sesuatu yang supranatural di Petit Trianon ?


Jumat, 25 November 2016

Perkenalkan ! Hogzilla Dari Alabama

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah memposting tulisan mengenai seekor babi liar raksasa yang ditemukan dan ditembak mati di Australia.Ternyata saya menemukan babi lain yang lebih besar. Kali ini babi ini dibunuh oleh seorang anak yang berumur 11 tahun ! Memang ini bukan kisah baru dan mungkin sebagian anda sudah pernah melihatnya. Tapi mungkin juga ada yang belum.


Jamison Stone, 11 tahun, menembak mati babi liar itu. Setelah ditimbang, beratnya 476 kilo! Panjangnya dari ujung moncong hingga pangkal ekornya adalah 2,9 meter ! Can you beat that !


Jamison sedang berburu dengan ayahnya Mike Stone di Alabama Timur pada 3 Mei 2007 ketika mereka menemukan babi raksasa ini. Lalu mereka menembaknya dengan senjata revolver kaliber 50. Setelah ditembak, babi itu masih sempat berlari. Jamison dan ayahnya mengejarnya selama 3 jam sebelum akhirnya babi itu mati di sebuah sungai kecil.

Akibat penemuan ini, Jamison dan ayahnya menjadi sangat terkenal hingga dibuat film yang berjudul "Hogzilla", yaitu gabungan antara hog (babi) dan godzilla.

Saya rasa Obelix akan sangat senang apabila ia menemukan Babi ini !

Update : 15 September 2009

Setelah saya memuat berita ini tanggal 14 September kemarin. Seorang pembaca mengatakan bahwa ini adalah gambar hoax yang diphotshop dengan memberikan link dikotak komentar.

Setelah saya cek, saya menemukan bahwa National Geographic pernah menyangkan persoalan ini dan memberikan kesimpulan yang berbeda. Foto ini bukan hoax, Namun ceritanya yang hoax. Tapi ada sisi lain yang perlu diketahui. Beginilah kisahnya :

Alabama Fisheries and Wildlife mengklarifikasi bahwa babi itu adalah babi yang dipelihara di peternakan bernama Fred, bukan babi hutan liar. Kesimpulannya, babi itu adalah hewan ternak yang mengalami Obesitas yang "dihukum mati" oleh Stone. Karena temuan ini, Jamison Stone yang berusia 11 tahun kemungkinan akan menghadapi tuntutan hukum dengan kejahatan terhadap hewan.

Dokter dan ahli patologi yang mengeksaminasi foto itu menyimpulkan bahwa memang babi itu tidak memiliki luka akibat diburu.

Clear ? ini mungkin bisa menjawab pertanyaan mengapa babi ini menjadi sedemikian besar, yaitu Obesitas.

Link dari stinkyjournalism yang diberikan dikotak komentar dibawah menurut saya juga cukup masuk akal. Ada kemungkinan dengan teknik fotografi ukuran Babi dibesar-besarkan. Tapi kita sekarang sudah tahu cerita sesungguhnya kan ? Next time, saya akan lebih berhati-hati.


Tokek Setan Ekor Daun - Ahli Menyamar Dari Madagaskar

Kemanapun kita memandang, kita dapat melihat keanehan dan misteriusnya makhluk-makhluk Tuhan. Hal ini bukan malah membuat kita ngeri, melainkan terkagum-kagum dengannya. Contohnya fenomena yang satu ini.


Ketika melihat daun di foto di bawah ini, saya segera berpikir, wah..daunnya aneh, berbentuk kadal.

Tapi tunggu...jangan-jangan.. itu kadal yang berbentuk daun ?

Atau itu daun...tapi kok seperti kadal...argghh...bingung !!!!!


Kenyataannya, objek pada foto diatas memang adalah sehelai daun dan seekor kadal. Daun yang berbentuk kadal di atas sesungguhnya memang seekor kadal. Sedangkan yang benar-benar daun adalah objek kedua yang dibawah.

Sebenarnya, hewan ini bukan kadal, namun "Satanic leaf tailed Gecko" atau "Tokek setan ekor daun". Nama ilmiahnya adalah Uroplatus phantasticus.Saking ahlinya tokek ini menyamar, ia bisa mengubah warna tubuhnya sehingga menjadi sama persis dengan warna daun di dekatnya. Bahkan ia bisa memiliki pola tubuh seperti pola yang ada pada daun. Tokek ini bisa mencapai panjang hingga 9 cm. Habitat utamanya berada di wilayah Afrika tengah dan timur.

Foto luar biasa di atas diambil di taman nasional Andasibe Mantadia di Madagaskar.

Tokek setan ekor daun mendapat nama uniknya karena mereka terlihat seperti memiliki tanduk dan pada beberapa spesimen yang ditemukan, mereka memiliki mata berwarna merah. Mereka bereproduksi dengan bertelur dan umumnya sekali bereproduksi mereka menghasilkan dua telur dan menetas setelah 60-70 hari.

Bukan hanya mampu mengubah warna tubuhnya menjadi coklat, mereka juga mampu mengubah warna tubuhnya menjadi abu-abu, kuning, hijau, oranye dan merah jambu.

Tokek ini adalah salah satu hewan unik dari Madagaskar. Sementara mereka merapatkan badan mereka ke batang pohon dan tertidur dengan kepala menghadap ke bawah, tubuh mereka segera menyesuaikan warna dengan sekitarnya.

Umumnya hewan ini tidak aktif di siang hari dan hanya bergerak ketika diganggu. Pada malam hari mereka berburu serangga untuk makanannya.

Para penduduk lokal Madagaskar takut dengan hewan ini dan menyebut makhluk ini dengan sebutan setan. Konon apabila mereka diganggu, seekor tokek yang lebih besar akan berdiri, membuka mulutnya dan mengeluarkan suara desisan yang keras.

Mungkin kalian berpikir bahwa kisah ini tidak ada unsur misterinya. Namun ketika saya melihat foto tersebut, saya menjadi takjub dan bagi saya ini merupakan sebuah misteri besar bagaimana seekor hewan dapat melakukan keahlian seperti itu. Mengingatkan saya pada karakter Mystique dari film X Men.


Kamis, 24 November 2016

Saqqara Bird - Bukti Teknologi Pesawat Di Masa Lampau ?

Ketika manusia melihat burung yang sedang terbang, pikiran mereka pun melayang dan mulai mencari cara untuk bisa terbang seperti itu. Proses berpikir ini mungkin telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Tetapi benarkah mereka yang hidup ribuan tahun yang lalu telah menemukan cara untuk membuat pesawat yang bisa membawa mereka terbang?


Ini adalah pertanyaan lainnya dari seorang pembaca mengenai sebuah "Ooparts" dari Mesir.

Tentu saja kita membutuhkan alat untuk bisa terbang seperti burung. Menurut sejarah yang kita ketahui, tahun 1783 adalah tahun pertama manusia bisa mengangkasa ketika dua orang Perancis, de Rozier dan d'Arlandes berhasil terbang dengan balon udara di atas kota Paris.

Lalu, teknologi kita mengalami lompatan ketika kita bukan hanya bisa melayang, melainkan benar-benar melaju terbang dengan kecepatan tinggi. Ini terjadi ketika Wright bersaudara menciptakan pesawat terbang dan berhasil terbang dengan selamat di atas Kitty Hawk pada tahun 1903.

Impian manusia untuk bisa terbang seperti burung akhirnya menjadi kenyataan.

Namun, mungkin sejarah kita tidak seperti yang kita ketahui selama ini. Sebagian orang sejak lama percaya kalau teknologi yang kita miliki sekarang sebenarnya tidak lebih hebat daripada teknologi nenek moyang kita, termasuk dalam hal Aerodinamika. Penemuan sebuah artefak di Mesir ini diklaim sebagai buktinya.

Pada tahun 1898, sebuah artefak kuno terbuat dari kayu sycamore ditemukan di sebuah makam di Saqqara, Mesir. Artefak ini diperkirakan berasal dari tahun 200 SM. Tetapi, apa yang menarik dari objek ini adalah kenyataan kalau ia memiliki bentuk seperti sebuah pesawat terbang atau pesawat layang.

Panjang objek ini sekitar 15 cm dengan rentang sayap 18 cm. Ia bahkan memiliki ekor seperti sebuah pesawat.


Ketika ditemukan, artefak ini kemudian dikatalogkan sebagai model seekor burung dan dibiarkan berdebu di ruang bawah tanah museum Kairo hingga tahun 1969 ketika ditemukan oleh Dr. Khalil Messiha. Copy artefak itu kemudian dipajang di Museum Kairo dan menarik perhatian para peneliti. Sejak itu, beberapa artefak serupa juga ditemukan kembali. Penemuan ini dianggap penting oleh pemerintah Mesir sehingga mereka membuat sebuah komite untuk menelitinya lebih lanjut.

Karena karakteristiknya yang berbentuk seperti itu, artefak ini kemudian disebut sebagai Saqqara Bird atau Saqqara Glider.


Pada tahun 1991, Dr.Messiha menerbitkan sebuah makalah berjudul "African Experimental Aeronautic: A 2.000 Years Old Model Glider" yang berisikan teorinya mengenai Saqqara Bird. Ia percaya kalau artefak ini adalah sebuah bukti yang tidak terbantahkan kalau bangsa Mesir Kuno telah memiliki teknologi aerodinamika.

Teori Dr.Messiha cukup menarik untuk disimak karena teori ini mendukung anggapan kalau pada masa lampau nenek moyang kita sesungguhnya telah memiliki teknologi yang cukup tinggi.


Kalau begitu, mungkinkah Saqqara Bird menunjukkan kalau bangsa Mesir kuno yang hidup ribuan tahun yang lalu telah memiliki teknologi aerodinamika seperti yang kita miliki di masa modern ini?

Menurut pendapat saya tidak.

Saya tidak mengatakan kalau bangsa Mesir kuno tidak memiliki teknologi tinggi. Yang ingin saya katakan adalah mendasarkan argumen tersebut dengan menggunakan Saqqara Bird adalah argumen yang cukup lemah.

Mari kita melihat artefak ini dengan pandangan yang lebih kritis.

Pertama, kita harus mengetahui kalau apa yang dipajang di Museum Kairo adalah sebuah replika dari artefak yang sebenarnya. Namun replika ini dibuat dengan akurasi tinggi sehingga boleh dibilang mencerminkan karakteristik artefak yang asli.

Jika melihat foto di atas, mungkin kalian akan percaya kalau artefak itu adalah sebuah model pesawat terbang karena kemiripannya yang luar biasa.

Tetapi tunggu dulu, saya akan mengajak kalian untuk melihat sisi yang lain dari artefak ini.

Jika kita hanya melihat kepada foto artefak ini dari satu sisi, maka kita akan dibuat percaya kalau artefak ini adalah sebuah model pesawat.

Sekarang coba lihat dari samping.


Lalu dari depan.


Apakah masih terlihat seperti pesawat bagi kalian?

Sayangnya, beberapa website memang hanya menampilkan foto artefak ini dari belakang sehingga menimbulkan kesan kalau artefak ini adalah sebuah model pesawat. Namun, ketika kita melihat adanya sepasang mata di kepalanya, kita akan segera teringat dengan seekor burung, bukan sebuah pesawat. Bahkan kalian bisa melihat paruhnya.

Jadi, kita tidak bisa menyalahkan para arkeolog ketika mereka menyebutnya sebagai "burung Saqqara".

Menurut para arkeolog, artefak ini sesungguhnya adalah model seekor burung Falcon. Burung ini memang biasa digunakan untuk mewakili beberapa dewa penting di Mesir seperti Horus dan Ra.

Namun, Dr.Messiha menolak anggapan kalau artefak itu adalah seekor burung karena menurutnya artefak tersebut tidak memiliki sepasang kaki dan ekor vertikal seperti itu.

Dr.Messiha lupa kalau artefak inipun tidak mencerminkan sebuah pesawat. Untuk bisa terbang, sebuah pesawat membutuhkan Tailplane (ekor melintang pada pesawat). Pada Saqqara Bird, Tailplane tidak ditemukan. Lagipula, saya juga tidak melihat adanya roda pesawat pada artefak itu.
Tailplane

Namun, Dr.Messiha tetap pada pendiriannya dengan menganggap kalau pada awal desainnya, artefak itu memiliki tailplane yang karena suatu sebab hilang entah kemana. Jadi, ia berusaha membuktikannya dengan menciptakan sebuah replika pesawat mirip dengan Saqqara Bird yang besarnya 6 kali model itu untuk diterbangkan. Kali ini, ia menambahkan tailplane untuk membuktikan teorinya.
"Saya sudah membuat sebuah model serupa dari kayu Balsa dan menambahkan Tailplane (yang saya anggap telah hilang) dan saya tidak terkejut ketika menemukan replika itu bisa melayang di udara hingga beberapa yard ketika dilempar dengan tangan"
Percobaan ini mungkin meneguhkan teorinya, namun, klaim Dr.Messiha ini dibantah oleh seorang desainer glider (pesawat layang) bernama Martin Gregorie yang membuat model yang sama, juga dari kayu Balsa. Menurut Martin, Saqqara Bird jelas tidak akan bisa stabil tanpa adanya Tailplane.
Replika Martin Gregorie

"Bahkan setelah Tailplane ditambahkan, kinerja Replika itu sangat mengecewakan" Kata Martin.

Martin menyimpulkan kalau Saqqara Bird mungkin hanyalah sebuah mainan anak-anak atau indikator angin, yang tentu saja bukan merupakan bukti kehebatan teknologi Mesir kuno.

Pada tahun 2006, History Channel juga pernah membuat sebuah dokumenter mengenai Saqqara Bird dimana mereka meminta pendapat seorang ahli aerodinamika bernama Simon Sanderson yang segera membuat replika Saqqara Bird dengan ukuran 5 kali lebih besar dari ukuran aslinya.

Sanderson kemudian mengujinya dalam sebuah simulator dan menemukan kalau Saqqara Bird memang bisa terbang dalam kondisi tertentu, namun ia membutuhkan rudder samping untuk terbang dengan benar.

Hasil eksperimen Sanderson cukup meneguhkan pendapat Martin Gregorie.

Jadi, dengan demikian kita bisa menyimpulkan kalau Saqqara Bird kemungkinan besar benar-benar model seekor burung.

Lagipula jika benar-benar bangsa Mesir kuno memiliki teknologi penerbangan, mengapa hal itu tidak tertulis di dalam catatan-catatan kuno mereka atau catatan kuno bangsa lain seperti Yunani?

Walaupun replika burung yang dibuat Dr.Messiha (yang kebetulan dibuat dari kayu Balsa - kayu paling ringan di dunia) bisa terbang, apakah itu membuktikan kalau bangsa Mesir kuno punya teknologi pesawat terbang? Bisa saja itu cuma membuktikan kalau bangsa Mesir adalah pembuat mainan yang hebat.

Jika Dr.Messiha bisa mempercayai kalau artefak itu adalah model sebuah pesawat terbang yang tidak sempurna, mengapa ia tidak bisa mempercayai kalau artefak itu adalah model seekor burung yang tidak sempurna ?


UFO Pada Karya Seni Religius Abad Pertengahan - Penjelasan

Adalah sesuatu yang telah kita ketahui bersama bahwa para penganut Teori Ancient alien percaya dengan keberadaan kunjungan alien di masa lampau. Kedengaran absurd bagi kita yang terbiasa untuk skeptis. Namun teori ini telah mendapat perhatian yang cukup luas, apalagi setelah history channel juga ikut membahas soal ini dalam tayangan mereka. Menariknya, mereka yang mendedikasikan diri untuk menemukan bukti kunjungan alien di masa lampau sepertinya telah menemukan petunjuk yang tidak terbantahkan dalam karya-karya seni abad pertengahan.

Sejak awal-awal saya menulis di blog enigma ini, saya selalu berusaha menghindari bahasan-bahasan yang menyentuh keagamaan. Internet adalah tempat dimana manusia-manusia tanpa wajah kadang berperilaku seperti banteng lepas. Hilang kendali. Ini menyebabkan postingan yang bersifat keagamaan akan segera menjadi bahan perdebatan yang panas. Tentu saja saya ingin menghindari hal semacam itu. 
Anyway, saat ini sudah lewat enam tahun dan saya rasa tidak ada salahnya untuk memposting sesuatu yang bersentuhan dengan topik keagamaan.
Postingan ini sendiri berasal dari buku enigma I yang memang belum pernah saya publish sebelumnya di blog. Saya memutuskan untuk mempostingnya karena kita masih bisa menemukan situs-situs UFO membahas mengenai hal ini.
Jadi, postingan ini sesungguhnya bukanlah sebuah postingan religius, melainkan sebuah bantahan terhadap isu. Bukan hanya itu, seperti yang selalu saya katakan, jika kita melihat sesuatu dengan tidak utuh, maka kita akan dituntun untuk menarik kesimpulan yang salah. Kita bisa melihat dengan jelas manifestasi dari pernyataan tersebut dalam bahasan ini.
UFO, Alien dan Karya Seni Eropa abad pertengahan. Kombinasi ini terdengar mirip dengan ramuan buku Dan Brown “The Da Vinci Code”, tentu saja dalam versi yang lebih futuristik. 
Namun yang lebih menarik adalah kita bisa melihat bagaimana kekurangpengetahuan seseorang bisa membawanya masuk ke dalam persepsi yang salah. Ini adalah sebuah pelajaran yang sangat baik bagi kita semua. 
Bagi kalian yang menganut teori Ancient Alien, mungkin kalian sudah pernah melihat gambar-gambar di bawah ini.
Gambar di atas adalah Fresco mengenai penyaliban Yesus yang dibuat pada abad ke-14 yang bisa ditemukan di biara Visoki Decani di Kosovo. Misterinya adalah dua buah objek di sudut kiri dan kanan atas. 
Kedua objek tersebut terlihat seperti seorang manusia yang berada di dalam wahana antariksa. 
Kehebohan yang ditimbulkan oleh fresco ini sudah terjadi sejak tahun 1960-an ketika dimuat oleh sebuah majalah Perancis. Sejak itu fresco ini bisa ditemukan di banyak situs UFO di dunia maya.  

Dalam pikiran-pikiran kita yang seringkali dipenuhi oleh imajinasi film Holywood, hampir bisa dipastikan, semua orang yang melihat objek tersebut akan mengatakannya sebagai pesawat luar angkasa dengan seorang pilot di dalamnya. 
Kalau begitu pertanyaannya adalah: Bagaimana sebuah karya seni abad ke-14 bisa menggambarkan sebuah wahana terbang yang baru tercipta pada abad ke-20? 
Apakah karya seni ini diinspirasikan oleh makhluk cerdas dari planet lain? 
Sama sekali tidak. 
Kekurangpengetahuan seseorang mengenai seni abad pertengahan telah menuntun mereka pada kesimpulan yang salah. 
Lalu, objek apa itu? 
Kedua objek tersebut sesungguhnya adalah simbol matahari dan bulan yang biasa ditemukan pada karya seni abad pertengahan, terutama pada lukisan penyaliban gaya Byzantine. 
Dalam berbagai karya seni abad pertengahan mengenai penyaliban Yesus, kita bisa menemukan simbol-simbol yang sama, walau dengan rupa yang sedikit berbeda. Seperti ini misalnya:
  
Dalam lukisan atau ukiran-ukiran di atas, kita juga bisa menemukan dua bulatan di sebelah kiri dan kanan. Tapi kali ini, terlihat jelas bahwa keduanya memang mewakili matahari dan bulan.

Contoh lainnya juga bisa terlihat pada lukisan di bawah ini yang bisa ditemukan di Svetitskhoveli Cathedral, Mtskheta, Georgia. Kedua objek tersebut juga muncul dengan modifikasi rupa, walaupun kali ini lebih menyerupai dua ubur-ubur.

  Ini contoh karya lain: 

Dan sekarang semuanya terlihat begitu wajar. 
Lalu, selain lukisan yang sepertinya memperlihatkan wahana terbang dengan pilotnya, ada lagi lukisan lain yang sepertinya menggambarkan sebuah piring terbang yang juga bisa kita temukan di banyak situs UFO.

Objek berbentuk piring terbang tersebut berada di sebelah kanan bawah salib yang terlihat seperti terbang dengan jejak berupa asap di belakangnya.
Mungkin kalian berkata dalam hati: "Kalau bukan piring terbang, lalu apa?” 
Saya tidak menyalahkan kalian jika kalian berpikir seperti itu. Tapi ada baiknya kita melihat gambar yang lebih lengkap.
Lukisan di atas sebenarnya adalah sebuah reproduksi dari lukisan “Scene di vita eremitica” atau "La Tebaide” oleh Paolo Uccello. Lukisan aslinya yang lengkap terlihat seperti ini. 

Jadi, reproduksi yang dimunculkan di berbagai situs UFO adalah potongan dari sebuah lukisan utuh. Lukisan ini sendiri menggambarkan berbagai kehidupan biara katolik abad pertengahan, termasuk di dalamnya St. Jerome yang sedang berdoa di hadapan salib. 
Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, lukisan yang menggambarkan piring terbang tadi adalah sebuah reproduksi. Warna yang ditampilkannya juga tidak akurat. Jika kita mengambil potongan yang sama dari lukisan asli, maka kita akan menemukan lukisan seperti ini: 
Sekarang piring terbang tersebut tidak lagi terlihat seperti piring terbang, melainkan terlihat seperti… Topi. Dan memang, itu adalah sebuah topi, lebih tepatnya topi kardinal yang tergeletak di lantai gua. Simbol di atas biasa menyertai lukisan St. Jerome yang menanggalkan jabatan di dalam gereja untuk menjadi seorang pertapa. Ini contoh lainnya:

Di sebelah kiri atas adalah lukisan Petro Vanucci dan di sebelah kanan adalah karya Albrecht Bouts. Singa yang ada di lukisan tersebut dibuat berdasarkan legenda yang menyebutkan bahwa St. Jerome pernah menolong seekor singa dengan mencabut sebuah duri dari kakinya. Jadi tidak ada yang misterius dari objek berbentuk piring terbang tersebut. 
Seni berikutnya yang sering disalahpahami adalah lukisan abad ke-16, exaltation of eucharist, yang sering dijuluki “Sputnik of Montalcino”, karya Bonaventura Salimbeni, yang bisa ditemukan di gereja St. Peter di Montalcino.
Yang menjadi objek perdebatan tersebut adalah sebuah bola dengan dua antena yang terlihat seperti sebuah satelit. Dan memang, para penganut teori ancient alien mempercayainya sebagai sebuah satelit, sebuah objek modern yang baru tercipta pada abad ke-20.
Faktanya, dalam karya seni abad pertengahan, bola seperti itu adalah simbol dari bola penciptaan (Creation Globe atau Celestial Sphere) yang mewakili seluruh ciptaan. Dua antena tersebut sesungguhnya adalah tongkat yang dipegang oleh Yesus dan Bapa. 
Berikut adalah contoh lainnya dengan berbagai variasi bola penciptaan:  

Esensinya tetap sama. Bola tersebut bukan sebuah satelit atau bola misterius dari luar angkasa. 
Sekarang kita lanjut ke karya seni berikutnya yang juga sering muncul di situs-situs UFO, yaitu lukisan "Madonna and Child with the infant St. John" yang dibuat pada abad ke-15. 
Riwayat lukisan ini tidak terlalu jelas. Namun pada museum yang memajangnya di Florence, karya ini diatribusikan kepada Sebastiano Mainardi (1466-1513). 
Lihat di sebelah kanan atas. Kalian bisa menemukan sebuah UFO disana. 

  
Adanya satu orang yang memandang ke langit menambah keyakinan sebagian orang kalau lukisan itu memang menggambarkan kunjungan sebuah pesawat ruang angkasa. 
Namun, kenyataannya jauh berbeda. 
Sekali lagi, pengetahuan mengenai karakter seni lukis masa lampau bisa memberikan kepada kita informasi yang sebenarnya. Dalam kasus ini, “UFO” tersebut sesungguhnya adalah lambang dari malaikat yang mengumumkan kelahiran Yesus. Aneh…Tetapi bisa dipahami jika kita melihat contoh simbol serupa di lukisan lain, seperti Vincenzo Foppa berikut ini:

Simbol yang sama, orang yang sama, namun terdapat modifikasi, yaitu adanya satu sosok malaikat. 
Variasi semacam ini juga bisa kita jumpai di banyak lukisan nativity lainnya. 

Model penggambaran Malaikat seperti ini juga bisa kita temukan di lukisan Carlo Crivelli yang menggambarkan Anunciacion (Peristiwa kunjungan Malaikat ke Maria) yang juga sering disalahartikan sebagai UFO. 

Bukankah semua terlihat lebih jelas sekarang? 
Bagaimana kita bisa menyimpulkan semua ini? 
Mungkin substansi bahasan ini sendiri tidak terlalu penting. Apa yang kita pelajari justru lebih penting, yaitu informasi yang sepotong-potong akan menuntun kepada penarikan kesimpulan yang keliru. Dalam kasus ini, mirip dengan Ukiran Alien bermata besar di mastaba Ptah Hotep yang pernah saya posting sebelumnya.
Mungkin lain kali kita akan memiliki pikiran yang lebih kritis (tanpa perlu menjadi skeptis) ketika dihadapkan dengan suatu informasi yang berbau misteri. Saya harap begitu.