Kisah Mistis Nyata Mengungkap Kekuatan Gaib Boneka Anak Ambar
Apa itu ari-ari?
Kisah anak ambar atau sedulur papat kelimo pancer, kakang kawah adi ari- ari memang popular di seluruh pelosok negeri ini Hampir setiap daerah memiliki cerita sendiri tentang makhluk tak kasat mata yang konon adalah kembaran dan setiap manusia yang terlahir ke muka bumi ini. Kisah anak ambar terkait erat dengan air ketuban yang keluar sesaat sebelum Si bayi lahir. Masyarakat kita meyakini kalau air ketuban yang keluar sebelum Si bayi itu lahir adalah sebagai ‘kakang’ nya Si jabang bayi. Situs Judi Online
Kemudian sesaat setelah si jabang bayi lahir atau bersamaan dengan keluarnya Si jabang bayi, juga keluar ari-ari yang membungkus seluruh tubuh si bayi. Masyarakat kita meyakini kalau ari-ari yang membungkus Si bayi itu sebagai ‘adik’nya Si jabang bayi. Maka sebenarnya ketika Si jabang bayi itu lahir, didahului oleh air ketuban yang kemudian disebut sebagai ‘kakang’nya Si bayi dan diakhiri dengan ari-ari sebagai ‘adik’nya Si bayi. Dua makhluk (kakang dan adik) yang tak kasat mata inilah yang kemudian disebut sebagai kembaran setiap manusia yang terlahir di muka bumi ini. Dalam bahasa spiritual, dua makhluk ini kemudian disebut sebagai Anak Ambar.
Meski kisah ini masih simpang siur, tapi banyak kalangan yang meyakini akan kekuatan mistik ‘Kakang’ dan ‘Adik’ atau anak ambar yang misterius ini. Sebagian orang ada yang mengatakan anak ambar adalah anak yang meninggal sebelum akil balig. Ada juga yang mengatakan anak yang meninggal saat melahirkan. Kemudian ada juga yang mengatakan anak ini meninggal saat masih dalam kandungan. Tapi ada juga yang mengatakan anak ambar berasal dari ketuban dan ari-ari bayi yang dilahirkan.
Tapi apapun latar belakangnya, kisah mistik anak ambar sudah menjadi kisah populer di negeri ini yang terjadi di mana-mana. Anak ambar diyakini memliki kekuatan mistik bagi mereka yang membutuhkannya. Tentu saja kisahnya terkait dengan kelahiran bayi dari ari-ari si bayi itu. Karena negeri ini sangat luas dan memiliki budaya yang beragam maka perlakuan terhadap ari-ari bayi pun beragam pula, sesuai dengan adat istiadat daerahnya masing-masing.
Di Jawa sendiri terdapat beberapa versi yang beragam dalam memperlakukan ari-ari (tembuni) ini. Ada yang ditanam di rumah orang tuanya, ada yang dihanyutkan ke sungai atau laut (dilarung). Kemudian ada juga yang dimasukkan ke bejana tanah (kendil) kemudian digantung pada blandar (tiang melintang) di dapur atau ruang tengah (sentong).
Mereka yang memperlakukan ari-ari ini dengan ditanam di tanah biasanya akan diberi centir atau lampu teplok yang tidak boleh padam selama 7 hari berturut-turut. Di atas kuburan ari-ari itu juga akan diberi sesajian lengkap berupa kembang, kopi manis pahit, kemenyan kemudian ditutup oleh kurungan ayam.
Sementara itu, ari-ari yang dilarung biasanya akan dibungkus kain putih yang disertai dengan bunga setaman, kemenyan dan minyak wangi. Ari-ari ini dilarung atau dihanyutkan di sungai atau di laut. Tentu saja sebelum proses pelarungan itu. dilakukan, lebih dulu diadakan ritual kecil untuk keselamatan bayi yang dilahirkan dan serangkaian doa, cita-cita dan harapan orang tua si bayi.
Bagi kalangan spiritualis, sosok anak ambar memang menjadi sangat penting karena anak ambar bisa dipanggil dan dimintai bantuan. Tentu saja hal ini hanya bisa dilakukan oleh paranormal tertentu yang bisa melakukannya. Bagi yang mampu anak ambar itu bisa dijadikan teman sehari-hari, bisa juga dimintai bantuan untuk memuluskan cita-cita atau keinginannya. Anak ambar bisa dimintai bantuan untuk menyelesaikan setiap masalah orang bersangkutan. Bisa juga diminta bantuan dalam hal usaha, bisnis, dagang dan bahkan masalah asmara atau pencintaan.
Salah satu spiritual yang melakukan ritual pemanggilan anak ambar ini adalah Elvina Agustino. Paranormal wanita yang tinggal di daerah Karamat Jati, Jakarta Timun ini, kerap melakukan ritual untuk memanggil anak ambar. Uniknya anak ambar yang ia panggil kemudian diaplikasikan ke dalam sebuah boneka. Boneka itulah yang kemudian dijadikan pegangan oleh seseorang untuk memanggil anak ambar dan dimintai bantuannya.
Menurut Elvina Agustino, prosesi pemanggilan dan pengaplikasian anak ambar ini tidaklah mudah. Serentetan ritual dan sejumlah ubo rampe serta sesajian harus dipenuhi agar anak ambar itu mau mengikuti keinginan pemiliknya. Kanena anak ambar ini nantinya akan diperintah oleh pemiliknya, maka keinginan anak ambar ini pun harus dipenuhi agar ia tidak membangkang saat diperintah atau dimintai pertolongan.
DOMINO99 Diakui Elvina, Ia yakin betul keberadaan anak ambar itu. Ia juga meyakini kemampuan anak ambar itu lebih paten ketimbang mantera atau piranti-piranti mistik lainnya. Sebab menurutnya, anak ambar adalah kakak atau adik kita sendiri yang terlahir secara gaib. ia menyertai kita saat kita lahir, ia tahu betul apa yang kita inginkan dalam hidup ini. Ia juga mengetahi ketika kita mempunyai masalah. Maka kita bisa minta bantuannya. Memang ada kesulitannya, yaitu dalam proses pemanggilan anak ambar itu sendiri.
Sebab tidak semua orang tua (ayah dan ibu kita) memperlakukan ari-ari kita dengan baik ketika kita lahir. Ketika ari-ari seseorang diperlakukan dengan baik ketika lahir, maka ketika dilakukan pemanggilan anak ambar pun akan mudah dan lancar.
Mitos Mistis Misteri Ritual Perlakuan Terhadap Ari-ari
Dijelaskan Elvina, memang ada beberapa macam cara memperlakukan ari-ari atau tembuni ini, tapi tentang ubo nampe atau sesajian yang dimasukan ke dalam kendil itu memiliki persamaan. Setelah dicuci dan dibersihkan dengan hati-hati, ari-ari atau tembuni itu dibungkus dengan kain putih, kemudian diberi kembang dan minyak wangi secukupnya. Kemudian disertakan juga beberapa uba-rampe ke dalamnya. Diantaranya adalah garam, uang sepasang, jarum, beras merah, sirih dua ikat, kertas yang bertuliskan rajah
Di atas tikar pandan, terlebih dahulu dipersiapkan kain mori putih secukupnya sebagai alas tembuni dan berbagai perlengkapan yang menyertainya. Kemudian minyak wangi disiramkan secukupnya, kain putih dari ujung ke ujung ditangkupkan dengan napi, barulah kain putih itu diikat. Di dalam kain putih itulah ari-ari itu siap untuk diritualkan. Ada yang ditanam di tanah, ada yang dilarung ke sungai atau laut, ada pula yang digantung di tiang rumah. Hal ini disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya masing-masing. Pada ritual khusus yang dilakukan oleh Elvina Agsutino, sebelumnya ia telah mempersiapkan sebuah boneka kecil.
Boneka itu digambarkan sebagai anak ambar. Sejatinya boneka tersebut kemudian akan dihuni oleh anak ambar yang dipanggilnya. Anak ambar dalam boneka itulah yang kemudian akan membantu pemiliknya. Boneka kecil itu kemudian akan menjadi rumah atau tempat tinggal anak ambar yang dimiliki seseorang.
Lebih jauh dijelaskan Elvina, pemakaian ubo rampe dalam kendil itu tidak sembarangan. Semua uborampe yang digunakna dalam ritualnya itu menggandung arti dan fungsinya sendiri. Garam adalah simbol kehidupan, orang tua berharap nanti anaknya jika besar akari mampu ‘menggarami’ dunia agar menjadi tempat yang nikmat bagi siapa saja. Uang menggambarkan harapan, kelak sang anak tidak akan kekurangan dalam hal materi.
Berjumlah sepasang, agar dalam mencari materi dia tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekelilingnya dan tidak lupa bersedekah jika Iebih. Jarum yang tajam adalah gambaran pikiran yang tajam dari sang anak. Beras merah meyimpan harapan agar sang anak tidak pernah kekurangan pangan.
Dipilih Beras Merah dengan maksud apa yang dimakan memberikan kekuatan dan kesehatan bagi sang bayi. Beras Merah juga menggambarkan kejujuran dalam berusaha, dan lambang keterikatan dengan keluarga. Kertas bertuliskan bertulis rajah, dimaksudkan agar sang anak akan menjadi anak yang beragama, cerdas secara spiritual, emosi dan rasional. Gantal atau sirih menjadikan anak tumbuh sehat dan kuat, serta kelak akan mendapat jodoh yang ideal. Kesemuanya itu beserta tembuni dimasukkan kedalam mon putih, sebagai lambang kepasrahan kepada Yang Maha Esa.
Prosesi perlakuan ari-ari tempo dulu memang berbeda dengan saat ini. Sekarang kita cukup menyerahkan segalanya pada bidan atau dokter, kita tinggal pulang membawa bayi. Sementara bagaimana orangtua sekarang memperlakukan ari-ari itu sudah tak dipikirkan lagi.
Mitos Mistis Misteri Nyata Pentingnya merawat ari-ari
Ari-ari menjadi sebuah benda yang tak berguna. Ari-ari menjadi makhluk yang dilupakan. Padahal sejatinya bayi yang kita sayangi itu tak akan hidup atau lahir dengan selamat tanpa ada ari-arinya. Celakanya kita kemudian memperlakukan ari-ari itu seperti sampah.
Maka jangan heran jika kita melihat banyak anak-anak sekarang berperilaku seenak dirinya saja. Sebab sejak lahir pun kita sebagai orang tuanya tidak memperlakukan ari-ari dengan baik. Mungkin itu asalah satu sumpah serapah dari ari-ari terhadap anak kita.
Tapi bagi Elvina Agustino, memperlakukan ari-ari adalah sebuah ritual yang dianggap sangat penting. Ia bahkan rela menggelar ritual ini sampai 7 hari tanpa seorang pun yang mengetahuinya, kecuali keluarganya. Hal ini tentu saja Ia lakukan karena kasih sayangnya pada sang anak. Di sisi lain, Elvina juga mengetahui akan kekuatan gaib yang bisa dimanfaatkan pada anak ambar dan ari-ari itu.
Lebih jauh dijelaskan Elvina, soal memperlakukan ari-ari adalah sebuah keharusan bagi setiap orang tua yang ingin memiliki anak yang baik. Ketika kita memulai segalanya dengan kebaikan, maka segalanya pun akan diakhiri dengan kebaikan pula. ari-ari - yang membungkus jabang bayi adalah baju atau pelindung Si bayi dari bakteri, kuman atau apapun yang tidak baik ketika si bayi dalam kandungan. Maka memperlakukan ari-ari yang telah berjasa terhadap anak kita adalah sebuah keharusan. Itu merupakan bakti orang tua terhadap jasa si ari-ari.
Proses memperlakukan ari-ari dengan baik secara umum adalah seperti yang dijelaskan diatas. ari-ari dibungkus dengan kain putih, diberi kembang, minyak wangi dan sebagainya. Selanjutnya ari-ari bisa di tanam di tanah yang telah dipersiapkan. Bila malam datang, tepat di atas timbunan itu diberi lampu minyak tanah (senthir), agar tidak mati tertiup angin ditutupi oleh kendil yang dibalik yang telah dilubangi dasarnya. Biasanya pemasangan senthir ini dilakukan minimal 35 hari (selapan) dan kadang sampai 3 bulan lamanya.
Diakui Elvina, soal kepercayaan merawat atau memperlakukan ari-ari ini memang bermacam-macam tengantung budaya daerahnya masing-masing. Tapi dari beracam-macam kepercayaan itu ada kesamaan yang signifikan.
Mereka memiliki keyakinan akan kekuatan gaib anak ambar yang tertanam ari-ari itu. Dan karena Elvina banyak menyerap budaya Tionghoa dan Betawi, ia pun mengadopsi hal ini dari budaya Betawi dan Tiongkok.
Kepercayaan masyarakat Betawi tentang arwah atau roh anak kecil yang sudah rneninggal dan dipelihara, sewaktu-waktu dapat menjelma mawujud dan dapat dilihat. Roh yang dipelihara sebagai anak ambar tersebut disebut ruh el kawakib, merupakan roh anak yang meninggal sebelum akil baligh, atau anak yang lahin mati, atau mati dalam kandungan, atau mati keguguran. Atau ari-ari yang menyentai kelahiran seorang bayi.
Dengan demikian ia harus dipelihara oleh orang tuanya dengan penuh kasih sayang. Kata ambar sendiri benasal dan bahasa Sanskrit yang artinya “menghilang”. Tradisi memelihana anak ambar juga dikenal dalam masyarakat keturunan cina, tetapi dasar falsafahnya berbeda. Orang cina memelihara anak ambar untuk mendapatkan hoki, keberuntungan. Sedangkan orang Betawi memelihana anak agan demi menjaga keseimbangan spiritual.
Mitos Mistis Misteri Nyata Kekuatan Tersembunyi di balik Ari-ari
“Perbedaan itu pasti ada, tapi kita lihat persamaannya juga ada. Wajarlah setiap manusia punya pikiran sendiri-sendiri. Tapi mari kita lihat manfaatnya buat manusia yang masih hidup. Boneka Anak Ambar yang saya buat itu bisa dimanfaatkan untuk memanggil orang yang pergi, entah itu suami, istri atau pacar yang selingkuh. Anak ambar itu juga bisa dipanggil untuk membantu usaha, bisnis, pekerjaan sampai masalah jabatan. Selama itu bisa dimanfaatkan kenapa tidak kita manfaatkan untuk kebaikan,” jelas Elvina menutup perbincangan.sumber:misteri