Cerita Mistis Nyata Mistik Mantra Pukau Suara,siapapun yang mendengarnya akan terlena
Mantra pukau suara dari segi manfaat hampir sama dengan pengasihan melalui lisan atau suara,penggunaan mantra suara ini sangat bermanfaat bagi yang bekerja dibidang suara misalnya penyanyi,penagih,call senter,untuk presentasi bahkan guru dan masih banyak yang lainnya. Situs Judi Online
Walaupun penampilan dan wajahnya yang terlihat garang, ternyata, berkebalikan dengan perilaku dan tutur katanya yang lembut, membuai, sehingga mampu membuat siapa pun yang mendengarkannya hanyut......
Tiap malam, suasana di sudut jalan itu selalu ramai. Betapa tidak, sebuah bangunan kecil tanpa dinding yang selama ini dipakai sebagai Pos Ronda, boleh dikata tak pernah sepi. Sehingga tak ada yang bisa menepis, lingkungan di sekitarnya termasuk salah satu kawasan yang paling aman dan bahkan tergolong kawasan yang hijau dan asri di tengah-tengah kegersangan dan keingaran belantara beton Kota Metropolitan.
Karena tinggal di kawasan itu secara turun temurun, jadilah, mereka bak saudara kandung yang merantau secara bersamaan untuk mengadu nasib di Jakarta.
“Di sini kita saudara tunggal desa,” demikian kilah Irwan, yang sebagian besar keluarganya mukim di Medan.
“Maksudnya?” Tanya Bagas dengan dialek Jawa-nya yang kental.
“Di Deli, para tetua sering bercerita, saya dengan si anu tunggal desa. Sedang dengan bapak yang itu, kapal. Artinya, mereka dijadikan transmigran ke Deli naik kapal yang sama,” jawab Irwan dengan terbahak.
“Kalau begitu, kita di sini saudara tunggal desa ya,” ujar DzuI yang berasal dari Banjarmasin sambil memetik gitar tuanya.
“Benar ... itu,” potong Deni, keturunan Minang yang sudah berpuluh tahun tinggal ditempat itu.
“Mantap sambut Eri, keturunan Melayu, distributor mainan anak-anak dan tergolong sebagai keluarga yang berhasil.
Jadilah mereka yang oleh para orang tua Iebih dikenal dengan sebutan ‘lima sekawan”, tertawa, kemudian sambil peluk dengan penuh kehangatan. Dan tak lama kemudian, kembali gitar tua DzuI berdenting ditingkahi dengan suaranya yang merdu membawakan lagu-lagu lawas lwan Fals. Biasanya, menjelang pukul 02.00 barulah mereka bubar dan kembali ke rumah masing-masing atau bahkan bersama-sama menginap di rumah Eri.Biasanya mereka lakukan pada malam libur dan Pos Ronda pun kembali kepada fungsinya, dijaga oleh dua HANSIP yang merupakan petugas keamanan kampung.
Menurut penuturan warga, DzuI adalah sosok yang disegani di antara mereka. Betapa tidak, sampai sejauh ini, semua sahabat bahkan masyarakat pasti akan menuruti segala apa yang dikatakannya. Ia bisa menerang jelaskan segala sesuatu masalah dengan bahasa yang sederhana dan lugas, membuat siapa pun yang mendengarkan pasti akan mengangguk tanda setuju.
Ternyata, suara Dzul yang mengandung getar mistik teramat sangat itu tak hanya diakui di Iingkungan tempat Ia tinggal, di kampus, bahkan belakangan di tempatnya bekerja, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang leasing motor diam-diam juga mengakui kelebihan yang dimilikinya itu.
Hal itu terungkap dan gumaman Pak Yanto, Manajer Pemasaran pada suatu siang; “Gila ... berkat telepon dan penjelasan dari DzuI, beberapa kreditur yang selama ini menunggak dan terkenal bandel, mau melunasi tunggakannya”.
Mendengar itu, Heru pun mendengus, “Hemz”, kemudian disusul dengan, “ya walau wajahnya garang, tapi, suara yang keluar dari Dzul memang membuat kita jadi terpesona”, lanjutnya lagi.
Ira yang duduk di sudut ruangan yang diam-diam sering memperhatikan lelaki berwajah garang yang belum lama ini bergabung dan duduk di depannya, langsung menambahkan, “Menurut saya, untuk sementara, selain akunting, DzuI juga bisa diperbantukan untuk penagihan.”
“Ah ... ide yang bagus itu,” teriak Pak Yanto, “besok, suruh DzuI menghadap saya,” Ianjutnya lagi.
Pak Yanto yang selama ini dikenal sebagai lelaki pendiam dan serius, kini, wajahnya sontak berubah. Kerutan di dahi hilang dan berganti dengan senyuman yang menguar dari bibirnya.
Singkat kata, setelah menghadap Pak Yanto, akhirnya, jika ada waktu senggang di sela-sela kesibukan pekerjaannya, DzuI yang telah memilah nama-nama kreditur Iangsung menghubunginya. Yang meluncur dari mulut Dzul adalah ajakan mereka untuk segera membayar sesuai dengan kesepakatan, agar, sema pihak dapat diuntungkan. Hanya itu...!
Anehnya, selain mereka langsung membayar, ada beberapa kreditur yang selama ini terkenal bandel dan bahkan selalu mencari keributan jika ditagih, esoknya, datang ke kantor dengan wajah sedikit malu dan memohon untuk dilakukan re-scheduling dalam pembayaran.Permohonan mereka pun disetuju.
Melihat kenyataan itu, lewat Pak Yanto, pada akhir bulan, perusahaan pun memberikan apresiasi berupa bonus khusus untuk DzuI.DzuI hanya tersenyum. Tak lama kemudian terdengar suaranya, “Mohon maaf, saya tidak bisa Iangsung mentraktir teman-teman sekarang. Saya ingin Iangsung membelikan sesuatu untuk Bapak dan Ibu, esok, makan siang, lnsya Allah saya traktir.”
Pak Yanto pun langsung berkata, “Ow yang jelas, hari ini, semua jadi tanggung jawab saya.”
Heru dan Ira serta beberapa yang lainnya Iangsung menyambut, “Mantap
Jadilah hari itu, sebagai hari yang berbeda dengan biasanya. Tim Pemasaran serta beberapa orang dari divisi lain ikut berkumpul dan makan siang sebagai ungkapan kegembiraan atas keberhasilan Dzul.
“Selamat bergabung dan terima ksih atas keberhasilan Dzul dalam penagihan. Sukses, tetap semangat dan kompak selalu,” demikian kata sambutan Pak Yanto mewakili direksi perusahaan yang waktu itu berhalangan hadir. Semua bertepuk tangan dan menyalami DzuI dan jadilah hari itu mereka makan siang dengan gembira....
Sesampainya di rumah, Dzul langsung bersimpah di kaki Bapak dan lbunya sambil menyerahkan amplop yang tadi diterimanya di kantor.
“Bapak, Ibu, Dzul dapat hadiah dari kantor. lni semua untuk Bapak dan Ibu,” ujarnya sambil menyodorkan amplop.
Bapak dan lbunya tampak terharu. Sang ibu, sambil menyobek amplop dan menyodokan sejumlah uang kemudian berkata; “Bapak dan lbu sudah lebih dan cukup. Kami tidak butuh apa-apa lagi, ambil ini untuk mentraktir Irwan, Deni, Eri dan Bagas.”
Dzul menerimanya dengan takzim. Setelah mencium pipi kedua orang tuanya, Ia pun mohon diri untuk menemui teman-temannya di Pos Ronda.
Hari masih pukul 20.00. Kelima sekawan sudah lengkap, bahkan, tujuh orang HANSIP yang selama ini bertugas bergantian, juga ada di sana. Dzul pun langsung berkata sambil mengeluarkan empat lembar uang berwarna merah; “Sekarang, ayo kita makan. Gua lagi dapet nezeki. Silakan catat mau makan apa sekalian rokoknya.”
“Eits ... bukan main,” kata keempat temannya hampir bersamaan.
“Catat ...biar gua ma Tasrin yang jalan,” kata Jamal, HANSIP yang malam itu berjaga.
Semua Iangsung menyebutkan menu dan rokok kegemarannya, sementara, Tasrin mencatatnya dengan teliti. Setelah beres, dengan berboncengan, keduanya langsung tancap gas.
Malam itu, jadilah “lima sekawan” bersama dengan ketujuh HANSIP pesta di Pos Ronda....
Tepat pukul 23.15 mereka pun kembali ke rumah masing-masing. Dalam penjalanan pulang, Bagas yang terkenal sebagai sosok yang sangat terbuka mendadak bertanya; “Dzul ... elmune apa seh ..?. Kok yang dengar pada manut”
Mistis Misteri Nyata Kekuatan Mantra Pukau Suara Penakluk Lawan Bicara
Sesaat Dzul terdiam. Tak ama kemudian, sambil melangkah, Dzul menerang jelaskan ilmu pukau suara yang merupakan warisan keluarganya. Tata Iakunya, baca ilmu ini dengan khusyuk usai mendirikan salat wajib, sebanyak tujuh kali. Lakukan selama empat puluh satu hari tanpa putus.
“Harus dihayati dengan hati. Sudah itu, cukup baca sekali tiap kita hendak berkata-kata,” tambahnya sambil tersenyum.
“Yang dibaca?” Desak Irwan, Deni dan Eri secana bensamaan. Sementara, Bagas langsung mengambil HP-nya.Sesaat, lima sekawan berhenti bersamaan. DzuI pun langsung saja berkata
Iirih;
Bismillahirrahmanirrahim.
‘Tai taita Ta taita,
Naik gunung mambawa palita,
Ta rang hati tarang mata,
Ta rang saluruh angguta,
Barakat La ilahailallah Muhammadarasulullah.
Tak lama kemudian, Bagas pun berkata; “Pereksa HP masing-masing, sudah gua forward.”
Tiga bulan setelah itu, pada suatu malam, Eri berkata dengan wajah serius; “Bukan main ... ternyata, ilmu pukau suara itu amat bermanfaat dan hasilnya langsung bisa kita rasakan sekarang.”
Misteri Mistis Mitos Primbon Mantra Asihan Suara BANDAR POKER ONLINE
irwan, Deni dan Bagas pun Iangsung menceritakan pengaIamannya masingmasing. Yang paling seru adalah pengalaman Inwan, teman-temannya tidak pernah menyangka jika ilmu pukau suara digunakan untuk menyatakan cinta kepada Lea, gadis Palembang yang selama ini terkesan acuh dan angkuh bahkan, lrwan sendiri merasa tak yakin jika Lea benar-benar sudah lama menantikan pengakuan tulus dan cintanya.
Sementara teman-temannya asyik benceloteh, DzuI hanya mendengarkan dengan saksama. Tak lama kemudian, terdengar suaranya; “Alhamdulillah Ya Robb...Nenek, terima kasih karena telah mewariskan ilmunya kepada Dzul. Semoga Nenek mendapatkan surga sebagaimana Allah janjikan. Aamiin.” Sontak, semuanya pun mengamininya.... sumber:misteri
Itulah cerita mistis nyata menggunakan mantra pukau suara .