Cerita mistis pesugihan Buto ijo,tubuh diikat buto ijo jadi kaku seperti kayu
Cerita mistis nyata kisah pesugihan buto ijo.Inilah salah satu kisah mistis akibat dari melakukan pesugihan buto ijo yang mana akibatnya tubuh menjadi kaku seperti layaknya kayu.
Cerita nyata pesugihan.Di beranda rumah mewah bercat jingga, tampak perempuan berjilbab tengah berdiri semampir pada dinding tembok. Di depannya, seorang ibu duduk di kursi rotan dengan tangan masih memegang piring nasi. Sepertinya, ibu itu baru saja menyuapi wanita berjilbab. Keduanya memperhatikan kedatangan penulis yang ditemani Dudik. Perempuan berjilbab itu mendadak menunjukan wajah saat menerima kami. Situs Judi Online
Saat itu tak terlihat kesedihan yang nampak di wajahnya. Padahal menurut informasi yang diterima penulis dari Dudik,Ia tengah meratapi hidupnya yang malang sebagai akibat prilaku kejam sang suami.Benar, ketika lebih dekat dan diajak ngobrol, perempuan muda yang kini berusia di atas kepala tiga ini sangat ramah menerima penulis, meski sangat sulit menyembunyikan cacat tubuh kakunya yang seperti batang kayu. Perempuan itu, kemudian dipapah Dudik, memasuki kamarnya.
Hanya sekedar pengingat, narasumber kisah memilukan ini, secara kebetulan saat ini menetap di bilangan kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Demi menjaga nama baik keluarganya, penulis sengaja menyamarkan identitas jati diri perempuan berjilbab tersebut. Sebut saja nama perempuan berwajah manis itu ‘Rahmawati’.
Begitu berada dalam kamar, Rahma menjatuhkan diri di atas ranjang. Saat terjatuh, tubuhnya mirip gelondongan kayu. Lurus dan kaku. Sudah hampir dua tahun tubuhnya tak bisa digerakkan. Hanya kedua telapak tangan dan kedua kaki mulai dari mata kaki hingga jari-jari yang masih berfungsi. Selebihnya, semuanya kaku seperti batang pohon kayu.
Setelah beberapa menit terdiam lalu mencoba mengingat kembali lembar demi lembar awal mula tubuhnya menjadi seperti itu. Sambil menahan haru ia mengaku, penderitaan yang kini menyiksa, tak lain sebagai akibat perbuatan Sugiharto, suami yang sudah buta mata, buta hati, dan nekat menjalankan ritual perjanjian gaib dengan makhluk halus “NU ngageugeuh Pantai Parang Dog.” Padahal sejujurnya hal itu sangatlah dikutuk oleh agama.
Cerita mistis nyata pesugihan buto ijo Bagian ke 1
“Mungkin inilah ujian dan keadilan dari Yang Maha Kuasa dalam memberikan peringatan kepada hambanya. Dulu mestinya bibi mengingatkan Lik Sugih untuk tidak melakukan hal itu. Tapi membiarkan bahkan turut menikmati hasilnya, adalah sebuah kesalahan besar,” kata Dudik pada Rahmawati, membuka perbincangan.
“Sebagai seorang juragan material yang menjual kayu-kayu, seharusnya mampu menjaga diri dan tidak tergiur atau iri dengan keberhasilan orang lain. Harusnya bersyukur sudah mampu usaha sendiri meskipun baru merintis. Namun paman malah bertindak sebaliknya. Kekurangan dalam bisnis yang dijalani menjadikannya lupa akan kodrat dan irodat. Fatalnya lagi, merasa usahanya tak berkembang, malah nekat nempuh jalan pintas dengan mendatangi tempat keramat.” lanjut Dudik menyayangkan kelakuan sang paman.
Ibarat pemeo.
Menjadi manusia yang baik dan sempurna dalam merengkuh kehidupan dunia dan akhirat, adalah impian setiap orang. Namun kadang untuk mencapai kesempurnaan tersebut sangatlah tidak mudah.
Acapkali untuk meraihnya terkadang melakukan hal-hal yang justru membuat jauh dari kesempurnaan. Gambaran itu jelas terlihat pada suami Rahma. Dalam menuturkan kisah yang dialami Rahma, Dudik menyaksikan dengan mata kepala sendiri peristiwa gaib awal mula bibinya itu terkena musibah.
Dalam lingkungan keluarga, Sugiharto dan Rahmawati tergolong keluarga yang cukup mapan. Walaupun Dudik tahu pamannya juga beranjak dari nol sama dengan dirinya.
“Paman saya memang paling kaya di antara keluarga kamii. Padahal dulunya sama seperti saya, mulal dari nol. Tapl dia lebih beruntung. Secara materi dia maju pesat,” papar Dudik.
Bisa dikatakan Dudik dan Sugiharto sudah sangat akrab, dari pada dengan anggota keluarga lainnya.
“Saya memang paling akrab dengan Lik Sugih,” katanya mengurai.
Karena dulunya sàma-sama pernah kerja satu atap di sebuah perusahaan perkayuan di Jepara. Namun sempat terbetik pikiran heran dalam otak Dudik jika melihat kehidupan mereka saat itu.
“Bisa membeli perabotan mahal, padahal saya tahu persis pekerjaan paman saya yang sama-sama sebagai karyawan biasa di sebuah perusahaàn kayu ukir waktu itu. Saya juga bingung, mas. Paman saya hanya pegawai kecil dengan gaji pas-pasan,” timpal Dudik lagi .
Bahkan pada suatu ketika Dudik terkejut manakala mendengar sang paman mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja dan merencanakan untuk buka usaha sendiri.
“Kan saya nggak percaya mas. Walaupun dengan alasan perusahaan kecil-kecilan tapi saya yakin perlu modal yang sangat besar,” ujarnya dengan nada penuh tanya. Walaupun pada awalnya idenya itu banyak yang menyangsikan, namun pada kenyataannya Sugiharto berhasil merealisasikan impiannya. Waktu itu Dudik tidak tahu dari mana sumber dana yang didapat. Tapi jelas sekali usaha tersebut tergolong besar yakni mendirikan sebuah toko bahan bangunan yang cukup besar, “Saya sempat tak percaya dengan tindakannya itu,” sambung Dudik.
Satu hal lagi yang mengganggu pikiran. Semenjak berhenti dan fokus pada usahanya, Dudik juga merasa aneh dengan kebiasaan sang paman di setiap malam Jum’at selalu keluar kota. Selidik punya selidik, dia mendapat informasi daerah tujuan pamannya itu.
“Tiap malam Jum’at Lik Sugih sering pergi ke Bantul Jogjakarta. Katanya sih ke dusun Pemancingan, Parangtritis, Kretek. Entah ada urusan apa. Yang jelas kunjungannya itu rutin,” jelasnya lagi.
Ternyata Sugiharto adalah orang yang sangat beruntung, belum genap satu tahun bisnis perkayuannya sudah laris manis. Tentu saja hal itu menghasilkan pemasukan materi yang tidak sedikit, sehingga tak heran apa bila dia kemudian membangun rumah dan membeli beberapa mobil.
Melihat kemajuan yang demikian pesat, Dudik dan keluarganya hanya bisa acung jempol dengan apa yang telah diraihnya selama ini. Bisa dibayangkan dari keluarga yang pas-pasan beranjak drastis menjadi kaya hanya dalam waktu singkat.
Tak hanya itu keganjilan yang dirasakan Dudik. Banyak karyawan Lik Sugih yang meninggal secara tidak jelas. “Menyadari ada yang kurang beres, beberapa karyawan mengundurkan diri, meskipun paman mencoba menahannya dengan menawarkan gaji yang tinggi tapi meneka tetap nekat ke luar meski tanpa pesangon sepeserpun,” sambungnya lagi.
Bagi orang-orang tertentu,nama Sugiharto sudah tidak asing lagi. Selain kaya raya, dia merupakan sosok yang dihormati. Kenalannya mulai dari para pejabat dan kecamatan hingga ke pejabat di kepolisian. Tak jelas, bagaimana dia bisa dekat dengan para pejabat di instansi pemerintahan. Banyak yang menduga, karena dia dikenal royal. Tak cuma mengobral uang, dia juga gemar memberi hadiah. Dari mulai angpow berisi pulus sampai sepeda motor.
“Tapi semua yang dilakukannya itu hanya sebagai kedok untuk menutupi kelakuannya. Yakni sebagai juragan kayu yang kerja sama dengan makhluk halus,” tukas Wagio, salah satu warga tetangga yang merasa geram dengan ulah Sugiharto.
Bagaimana tidak geram? Sugiharto telah menjalankan usaha haramnya itu selama bertahun-tahun. Tetapi anehnya, aman-aman saja. Meskipun sudah ada korban nyawa melayang selama dia menjalankan usaha. Beberapa warga bahkan aparat kepolisian sebenarnya telah lama mencium kelakuan lelaki murah senyum itu, akan tetapi mereka tak berani menyentuhnya. Terlebih menuduhnya sebagai pelaku pesugihan.
Cerita mistis korban tumbal pesugihan buto ijo
“Hebatnya, dia melakukan semuanya dengan cukup rapih. Kan gila namanya,” tambah Wagio. Rata-rata, korban adalah rekan bisnisnya sendiri. Itu diketahui setelah seorang karyawan dan dua rekan bisnisnya ditemukan meninggal, beberapa saat setelah bermalam di rumahnya. Pemasok kayu yang didatangkan dari Jawa Timur itu, ditemukan mati secara mengenaskan. Biasanya, tindak kejahatan itu dilakukan setelah calon korban bermalam di rumahnya.
Baru ketika jauh dari numah Sugiharto, yakni saat calon korban dalam perjalanan pulang ke rumahnya, peristiwa pengambilan tumbalpun terjadi. Korban ditumbalkan melalui sebuah kecelakaan. Meski pernah pula yang ditemukan mati masih dalam lingkungan rumah.
“Katanya sih, para pemasok kayu itu mati karena masuk angin saat dalam perjalanan mengantar kayu-kayu,” imbuh Waglo, salah satu mantan karyawan Sugihanto.
Tapi meski kaya, berkuasa dan disegani. Sugiharto toh manusia juga. Ketika penyakit kencing manisnya kambuh, dia hanya mampu tergolek diatas kasur. Gara-gara penyakit itu dia berkali-kali harus masuk rumah sakit. Yang terakhir, kadar gulanya meningkat hingga 500. Telapak kakinya mulai membusuk.
Jantung dan livernya ikut terserang. Mungkin karena menganggap hal itu sepele, dia malah nekat pamit dan berbohong kepada istrinya untuk mencari beberapa pemasok kayu di sekitar Jogjakarta. Padahal niat sebenarnya adalah seperti biasa di setiap malam Jum’at, mendatangi sebuah tempat keramat.
Cerita mistis nyata akibat melakukan pesugihan buto ijo
Dan sinilah awal mula cerita menyedihkan itu berawal. Sugiharto, sang suami adalah salah seorang pengusaha kayu yang telah mengorbankan koleganya sebagai tumbal usaha. Terakhir saa-saat sang Malaikat Maut mendekatinya, lelaki yang suka bercanda itu, mulai doyan hidup berfoya-foya dan mabuk minuman keras. Tidak hanya itu, dia pun suka mengobral uangnya di meja judi dan sabung ayam.
Keluarganya termasuk Rahmawati yang melihat keganjilnya ini tak henti-hentinya memberikan nasehat, agar dirinya ke luar dari kebiasaan buruk itu. Namun apa hendak dikata nasehat dan perhatian tersebut sama sekali tak dianggap. Tak sedikit dari warga yang merasa sakit hati dengan kelakuan bejatnya itu. Sejak itu warga tak mau ambil pusing dan membiarkan dirinya tenggelam dalam mereguk kenikmatan duniawi. BANDAR POKER ONLINE
Singkat cerita, saat itu selain dikenal sebagai seorang pebisnis. Sugihanto tergolong loyal memanjakan rekan. Tiap ada kesempatan, dia selalu memberi lebih........Bersambung...
Karena Kisah Nyata Mistis Misteri Pesugihan ini lumayan panjang maka penulis buat menjadi 2 bagian artikel.Untuk membaca kelanjutannya Klik Cerita mistis nyata akibat pesugihan buto ijo badan kaku mirip kayu Bag 2