Dasar kau belalang bangkong, kodok buduk, istri durhaka, berani-beraninya kau mempermainkan aku Raja sang penguasa negeri ini. Bukannya kau memberikan aku anak keturunan tapi malahan kau membawa 3 anak anjing dan menipuku mentah-mentah dengan mengatakan mereka adalah anakku!! Itulah penggalan cerita dongeng tiga anak berdada emas yang menyelamatkan Ibunya dari tahanan Raja, yang tak lain adalah ayah mereka sendiri.
Alkisah di zaman dahulu ada seorang Raja Bijaksana yang sangat dicintai rakyatnya. Sayangnya kehidupan sang raja terasa kurang sempurna, karena pernikahan yang sudah berjalan puluhan tahun dengan permaisuri belum juga dikaruniai anak.
Begitu cintanya sang raja kepada istrinya sampai tak tega untuk mencari istri lain agar bisa meneruskan keturunan untuk dirinya. Sering ia cemas ketika mau tidur di malam hari, ‘siapakah nanti yang akan meneruskan tahta kerajaanku ini, masakan kerajaan leluhurku ini akan berakhir tanpa ada garis keturunanku dan dilanjutkan dengan pewaris yang tidak mengenalku, ungkap sang raja.
Diam-diam sang permaisuri memperhatikan raut sedih sang raja ketika mereka akan tidur. Hingga suatu hari sang ratu berkata, duhai raja kesayanganku yang berkumis tipis melengkung, jangalah engkau bersedih terus, dinda juga merasa tersiksa melihat engkau begini setiap hari. Aku tau engkau sudah lama menginginkan seorang anak pewaris tahta kerajaanmu…carilah wanita lain untuk kau jadikan selir dan bisa meneruskan keturunanmu.
Namun dengan satu syarat, kau tak boleh lebih mencintainya melebihi aku. Begitu juga dengan jatah kimpoi, ia hanya boleh 2 minggu sekali sedangkan aku tetap setiap hari dan 3 kali dalam sehari huahahahaha, ungkap sang ratu sambil tertawa terkekeh-kekeh bagai keledai. Oke nanang wae, bagaimanapun engkau tetap istri kesayanganku dan tempatmu dihatiku tidak akan pernah digantikan sampai kapan pun, jawab raja.
Skip skip skip ceritanya…setelah mendapatkan restu kimpoi lagi dari sang ratu. Raja kemudian membuat senyembara berhadiah kepada para pengawal, pegawai istana beserta kacung-kacung demak setianya. Ia bertitah ‘dengarkan wahai semua hamba-hambaku, malam ini bergegaslah ke rumah-rumah penduduk.
Dan menyusuplah diam-diam ke sekitar rumah mereka. Jika kau dapati ada seorang gadis perawan yang berkata, seandainya aku bisa menjadi istri raja tentu aku akan memberikan seorang anak dari darah daging keturunannya. Malam menjelang subuh, hujan turun dengan lebatnya hingga membuat para utusan raja terpaksa berteduh dirumah-rumah penduduk.
Seorang pengawal raja sayup-sayup mendengar pembicaraan seorang gadis cantik yang berkata kepada dirinya sendiri, seandainya saja aku terlahir dari keluarga bangsawan dan bukan keluarga miskin tentu aku bisa mendekati raja dan menjadi salah satu istrinya meski mustahil untuk menggantikan kedudukan permaisuri. Aku tentu akan segera hamil dan memberikan tiga anak, ya tiga anak bukan seorang anak lagi, satu perempuan dan dua anak laki-laki dari darah daging keturunannya sendiri dan semua dadanya memiliki emas sebagai tanda lahirnya.
Perkataan itu didengar pengawal raja, dan bukan hanya sekali saja, sudah 2 kali gadis cantik tapi kismin ini mengulang perkataannya. Tanpa menunggu reda hujan yang lebat, dengan berlari lenggang kangkung sambil kehujanan pengawal tersebut segera mengabarkan berita gembira tersebut kepada sang Raja.
Kemudian pernikahan sang Raja dengan gadis cantik dari keluarga miskin itu pun dilaksanakan. Tak membutuhkan waktu lama, baru berselang 1 bulan saja, istri kedua Raja sudah menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
Betapa bahagianya sang Raja, tiap hari ia menengok kanan kiri keadaan istri barunya tersebut. Janji semula kepada sang Permaisuri hanya memberikan jatah kimpoi 2 minggu sekali tampaknya sudah dilupakan. Dalam sehari bahkan raja bisa 4 kali bolak balik kamar sang selir. Sampai-sampai juga ia tidak pernah menjenguk dapur sang permaisuri.
‘Dasar sundal bolong kenapa aku jadi pengangguran begini, kini paduka Raja tak pernah lagi menghiraukanku. Apapun yang wanita kismin itu pinta selalu dipenuhinya, bahkan sekarang saja Raja sampai belai-belain turun tangan sendiri untuk berburu Rusa karena wanita sendal bolong itu sedang ngidam. Kalau begini terus aku aku bisa pensiun dini dari jabatanku sebagai permaisuri.
Tiba-tiba Ratu dikejutkan dengan suara pegawai istana kerajaan. Mereka berkata dengan cemas kalau selir raja seperti mengalami tanda-tanda akan melahirkan orok, padahal menurut prediksi eyang badoy si dukun beranak, ia baru akan melahirkan sekitar 2 minggu lagi.
Benar apa yang diucapkan wanita itu waktu ia belum menikah dengan sang Raja, ia melahirkan tiga orang anak, satu perempuan dan dua anak laki-laki dan mereka semua berdada emas, ya dari bulu, kulit sampai lapisan daging dada mereka terbuat dari emas murni 24 karat. Namun seperti kebiasaan persalinan di zaman kuno, seorang calon ibu kedua matanya harus ditutup agar anak mereka tidak ditempeli roh jahat.
Seolah mendapatkan kesempatan emas untuk bisa mengkudeta selir kesayangan Raja. Ratu pun kemudian mulai mencari-cari akal. Tiba-tiba teringatlah dia sesuatu, kalau tadi subuh anjing peliharaan Kepala Koki Istana baru saja melahirkan.
Kepala Koki dan Dukun beranak tentu saja tak berani menolak permintaan Ratu, merekapun merahasiakan persengkongkolan ini. Kemudian Kepala Koki menukar anak-anak anjing itu dengan tiga anak berdada emas, dan juga melumurkan darah beserta ketuban. Untungnya kepala Koki yang sangat setia kepada Raja tak tega untuk membunuh ketiga anak emas dan berpura-pura mengatakan mereka sudah dibunuh kepada Ratu. Padahal mereka dititipkan kepada nenek sakti bernama Nini Lepet.
Tak berapa lama Raja pulang dari berburu rusa, dengan tak sabar ia ingin melihat ketiga anaknya tersebut. ‘Mana bebeb anak darah dagingku, tampankah ia seperti aku, atau cantik jelita seperti kamu. Sang selir menjawab, aku juga belum sempat melihatnya kakanda. Kemudian Dukun beranak mengeluarkan baskom berselimut kain putih dari kamar persalinan. Betapa terkejutnya Raja dan selir, ketika selimut putih itu dibuka yang nampak bukanlah bayi melainkan tiga anak anjing.
Seketika Raja esmosi tingkat tinggi dan memecahkan gelas biar ramai biar mengaduh sampai gaduh, kemudian ia mengutuk sumpah serapah, ‘Dasar kau belalang bangkong, kodok buduk, istri durhaka, berani-beraninya kau mempermainkan aku sang Raja bijaksana penguasa negeri ini. Katanya kau akan memberikan aku anak keturunan si dada emas, mana buktinya??
Kau malah menipuku dengan memberikan tiga anak anjing, manah burikan lagi. Bagaimana mungkin aku yang tampan dan berkumis tipis melengkung ini mempunyai keturunan seekor asuuu. Pengawal!! Cepat bawa penipu ini dan ikat kedua kaki, tangan beserta lehernya dibawah jamban seumur hidup sampai ia mati suntuk, perintah sang Raja.
16 Tahun Kemudian, Perjumpaan Sang Raja dan 3 anaknya yang berdada emas
Si dada emas ketiganya sudah tumbuh menjadi remaja dewasa. Nini lepet nenek mereka yang bekerja sebagai petani selama ini masih merahasiakan kalau mereka sebenarnya adalah anak-anak keturunan Raja. Hingga pada saatnya di Kerajaan ada acara Sabung Ayam besar-besaran dengan hadiah emas dan akan dikabulkan apa saja permintaannya asalkan berhasil lolos Grand Prize mengalahkan kehebatan ayam Jago milik Raja.
Mendengar hal tersebut Nenek Nini lepet segara menyuruh anak-anak berdada emas itu agar mengikuti penyabungan ayam. Tapi nek kita tidak punya ayam ungkap si dada emas. Nanang wae, Don’t worry, nenek akan memberikan sebuah ayam petarung yang hebat untuk kalian. Diam-diam sang nenek masuk ke dalam kamarnya, kemudian mengambil seekor kucing sambil mengucapkan mantera, til buluk kutil buluk kutil buluk kutil.. mukalo bulukk kaya ittxxll, seketika ayam tersebut berubah menjadi kucing.
Tentu saja saat persabungan ayam dimulai, tak ada satupun ayam yang sanggup mengalahkan ayam ajaib milik tiga anak berdada emas. Begitupun dengan ayam petarung milik Raja, hanya satu kali pukulan saja ayamnya langsung keok. Raja kemudian memberikan sekantong emas atas kemenangan mereka, namun ia masih penasaran banget kenapa bisa kalah.
Lalu ia menyuruh agar anak-anak emas itu datang lagi besok menyabung dengan ayam andalan Raja terakhir, Sang Raja berkata kalau kalian besok mau datang lagi, bukan hanya berkantong-kantong emas yang akan aku berikan, tapi apa saja yang kalian minta.
Dengan gembira mereka pulang dan melaporkan kepada neneknya kalau mereka mendapatkan hadiah sekantong emas. Mereka juga berkata, apakah ayam sang nenek masih bisa diadu lagi, sebab Raja ingin mengadakan pertandingan ulang dengan ayam yang lebih hebat.
Sang nenek menjawab, silahkan kalian adu ulang lagi dengan ayam Raja lainnya. Dan dijamin ia tidak akan kalah, namun untuk kemenangan kali ini janganlah meminta emas lagi, tapi mintalah seorang wanita gembel yang ditahan didalam Jamban oleh sang Raja, ketahuilah wanita cantik tapi gembel tersebut adalah Ibu kalian.
Ketika penyabungan ayam dimulai kembali, tanpa menunggu lama ayam jelmaan dari kucing itu langsung membanting ayam jantan milik Raja. Melihatnya ayamnya jadi pecundang, dengan malu-malu kucing Raja mengakui kekalahannya dan ia sudah kapok untuk menantang mereka lagi.
‘Baiklah anak muda, kalian menang. Sekarang pintalah apa saja yang kalian mau, ungkap Raja. Kali ini kami tidak meminta emas atau harta lainnya paduka, kami hanya meminta seorang wanita yang sudah 16 tahun paduka ikat dan ditahan dalam sebuah toilet jamban tak bermoral.
Mau apa kalian dengan wanita pembohong besar itu, dia sudah menipuku setengah mateng. Masih untung dia hanya kutahan, dulunya mau kulempar ke mulut buaya. ‘Wanita yang raja hina-hina itu adalah Ibu kami! Apa maksud kalian? ungkap raja. Kemudian tiga anak emas itu menjelaskan lagi, bukankah dulu wanita itu pernah berkata kepada Raja bahwa ia akan memberikan tiga anak keturunan dengan tanda lahir emas di dadanya. Sekarang lihatlah dada kami, bukankah ini emas asli?
Belum habis rasa heran Raja, tiba-tiba burung Nuri peliharaan Raja mengoceh dengan kencang. ‘Yaa benar paduka Raja, Ratu dulu telah menukar bayi-bayi emas Raja dengan tiga anak anjing. Tanyakan saja kepada Kepala Koki dan Dukun beranak yang waktu itu berada di tempat saat selir Raja melahirkan.
Raja dalam keadaan esmosi menjawab, kenapa kau baru memberitahuku sekarang? Karena aku takut dipotong oleh ibu ratu, ungkap burung Nuri. Dan ia juga menambahkan sebenarnya sang Ratu menyuruh kepala koki untuk membunuh anak-anak dada emas, namun kepala koki tak tega ditambah lagi dengan kesetiannya kepada sang Raja, kemudian ia menitipkan mereka kepada inang pengasuh bernama Nini Lepet.
Setelah itu Raja menyuruh pengawalnya untuk menangkap Ratu, kepala koki beserta eyang badoy si Dukun beranak. Setelah mengintrogasi mereka Raja menyuruh para pengawalnya untuk melempar si dukun beranak ke dalam kolam buaya. Sedangkan sang ratu durhaka di ikat dan ditahan ke dalam jamban seumur hidup untuk menggantikan tempat selirnya. Namun nasib kepala koki masih beruntung, ia tidak dihukum mati melainkan hanya tidak digaji selama 1 tahun saja. Karna bagaimanapun juga ia telah menyelamatkan anak-anak emas keturunan Raja.
Betapa bahagia selir Raja, setelah mandi dan bersih-bersih ia langsung menangis terkaing-kaing di pelukan Raja sambil berkata kamu jahattt! Raja kemudian meminta maaf dan berkata, ‘apapun yang kau inginkan akan aku kabulkan termasuk tahta dan kerajaanku sebagai penebus kesalahanku, namun istri kesayangannya menjawab tidak perlu repot-repot kakanda, aku sudah sangat bahagia kakanda bisa mempercayaiku, mengangkatku menjadi permaisuri baru. Apalagi kebahagian kita semakin bertambah lagi, karna sudah berkumpul di istana ini bersama anak-anak kita si dada emas. Agen Bandarq Terbaik