Rabu, 19 April 2017

Tak Hanya Mbah Fanani, Ternyata Ada Juga Seorang Pertapa Tua di Daerah Situbondo yang Tidak Kalah Sakti

Tags

Dia bertapa untuk memberishkan diri dari kemarahan

Pemindahan secara misterius mbah Fanani, seorang pertapa di daerah Dieng, beberapa waktu lalu, sempat membuat khawatir masyarakat. Pasalnya kakek yang dikenal sakti ini, dipindahkan pada saat tengah malam oleh orang-orang tidak dikenal. Masyarakat sekitar sendiri memang sudah menganggap Mbah Fanani sebagai bagian dari mereka. Sehingga ketika dipindahkan, masyarakat merasa kehilangan. Apalagi sosok Mbah dikenal sangat sakti dan membawa hal-hal baik.


Membicarakan sosok sakti yang belakangan booming, ternyata bukan cuma tentang Mbah Fanani. Ada satu lagi tokoh pertapa yang juga tak kalah menarik dan dikenal memiliki kesaktian yang sama pula. Beliau ini seorang nenek yang tinggalnya di daerah Situbondo. Menurut orang-orang sekitar, nenek yang bernama Sitiani ini mampu membaca pikiran orang dengan sangat tepat. Seperti apa sosoknya? Simak ulasannya berikut ini.

Bertapa tidak makan

Tepatnya di hutan jati Desa Sumberkolak Kecamatan Panarukan Sitobondo, warga sempat digegerkan dengan kemunculan seorang nenek misterius yang duduk di sebuah hutan jati. Awalnya banyak yang mengira nenek tersebut adalah orang gila atau gelandangan yang tersesat di sana. Namun ternyata setelah ditanya, ternyata dia adalah seorang yang waras.

Wanita yang mengaku bernama Sitiani Sriwahyuningsih ini bertapa di daerah tersebut selama 30 hari. Tanpa makan nasi dan minum saja, nenek ini melanjutkan pertapaannya untuk mencapai kesucian dalam dirinya. Nenek Sitiani mengaku bahwa selama ini dia hanya makan tiga sendok nasi pada selama semedinya.  Itu adalah syarat agar pertapaannya dapat berhasil serta diterima.

Ingin menyucikan jiwa dan kemampuan melihat benda tak kasat mata

Nenek Sitiani ini melakukan sebuah pertapaan karena ingin menyucikan dirinya dari kemarahan. Menurutnya, sifat tersebutlah yang mengotori jiwa manusia. Dia tidak ingin seperti orang pada umumnya, tercemar akan kemarahan. Pertapaannya akan memberikan ketenangan jiwa serta kesaktian yang lebih ketimbang orang biasa. Nenek ini mengaku semuanya dilakukan bukan hanya untuk dirinya sendiri, namun juga untuk membimbing para manusia yang juga ingin menyucikan hatinya.

Nenek ini juga memiliki sebutan-sebutan khusus untuk beberapa benda seperti “Papi” untuk matahari dan “Yang “ untuk panggilan langit. Nenek ini juga dipercaya bisa melihat makhluk tak kasat mata, pasalnya si sering berbicara sendiri di hutan meskipun dia bukanlah orang yang gila.

Keberadaannya disembunyikan dari keluarga

Setiani mengungkapkan bahwa dia merahasiakan keberadaannya pada keluarga. Tidak ada satupun dari kerabat atau anak cucunya yang mengetahui keberadaan nenek pertapa ini. Baru setelah pertapaannya telah selesai di akan kembali ke keluarganya. Pertapaan nenek ini membutuhkan waktu  kurang lebih 30 hari hingga selesai. Hingga saat itu tiba maka dia akan terus-terusan berada di hutan jadi tersebut.

Meskipun sudah bertapa, nenek ini juga sempat pergi ke rumah warga sekitar untuk meminta air dan tiga sendok nasi. Saking lamanya nenek ini bertapa di sana, banyak orang awalnya mengira dia hanya orang gila yang meminta-minta. Tapi setelah mendengar berita nenek pertapa ini, warga dengan senang hati memberikan kebutuhannya bila diminta.

Bisa membaca pikiran orang

Ada yang menarik dari tokoh nenek yang satu ini, entah bagaimana caranya dia bisa membaca niat dari orang yang datang kepadanya. Jika orang yang datang memiliki niat jahat, maka nenek tersebut tidak akan berbicara sama sekali. Sebaliknya, jika ada orang dengan niat baik, maka nenek Sitiani akan berbicara lemah lembut layaknya seorang menjamu tamu.

Karena jika pantangan tidak berbicara dengan orang niat jahat ini dilanggar, dia bakal merasakan sakit bukan main pada tubuhnya. Jadi hanya dengan melihat saja, nenek ini tahu niat orang yang datang mendekat padanya.
Mbah Sitiani, lebih memilih untuk menyucikan diri dengan menjauh dari keramaian. Keberadaannya memang awalnya mendapat penolakan, namun semakin lama akhirnya di diterima oleh warga sekitar. Selain dianggap sakti dengan bisa membaca isi hati, juga dianggap bijaksana. Kini pertapaannya telah usai, dan dia kembali ke kampung halamannya. Domino QQ